Surabaya (ANTARA News) - Suhu udara yang kini telah meningkat dari 22-23 derajat Celcius menjadi 24-34 derajat Celcius diperkirakan akan berlanjut hingga awal Nopember 2006 akibat pergeseran posisi matahari yang mendekati equator. Staf Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, di Surabaya, Rabu, mengemukakan, posisi matahari saat ini berada di tiga derajat Lintang Utara dan diperkirakan pada 23 September mendatang posisi matahari tepat berada di equator. Dengan demikian, menurut dia, terjadi peningkatan suhu udara di titik maksimum di titik equator dan memicu penurunan tekanan udara dengan terjadinya palung bertekanan rendah di beberapa titik di sekitar equator. Peningkatan suhu udara itu kemungkinan diikuti peningkatan kecepatan angin dari normal, sehingga berpengaruh pula terhadap perubahan tinggi gelombang laut, khususnya di Laut Jawa. Kondisi tersebut, kata Eko, masih kondusif untuk pelayaran, khususnya bagi para nelayan. Pemanasan akan mengakibatkan juga proses up welling di perairan, yaitu naiknya nustrisi zat hara dari lapisan lebih dalam ke permukaan laut. Sementara itu, kecepatan angin diperkirakan meningkat dari kondisi normal antara 10-27 kilometer per jam, menjadi 38 kilometer per jam. Ditanya datangnya musim hujan, Eko mengemukakan, berdasarkan pengamatan BMG awal musim hujan akan terjadi akhir Nopember 2006. Karena itu, ia mengimbau semua pihak dapat melakukan langkah antisipatif guna menghadapi datangnya musim hujan tersebut. Sebab, tidak menutup kemungkinan curah hujan bisa berdampak terjadinya banjir atau tanah longsor.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006