Produksi kendaraan bermotor terus naik, SPBU senang, kami yang pusing. Karena konsekwensinya ke penggunaan BBM,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyatakan, pengajuan kuota BBM dan BBN bersubsidi sebesar 48 juta kiloliter pada RAPBN-Perubahan didasarkan pada peningkatan jumlah produksi kendaraan bermotor.

"Produksi kendaraan bermotor terus naik, SPBU senang, kami yang pusing. Karena konsekwensinya ke penggunaan BBM," kata menteri dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa.

Dia memaparkan pada 2007 produksi mobil 433 ribu, sepeda mtor 4,6 juta. Pada 2008, diproduksi 603 ribu mobil dan 6,2 juta sepeda motor.

Pada 2009, produksi kendaraan bermotor mengalami penurunan menjadi 483 ribu mobil dan 5,8 juta motor karena adanya krisis ekonomi.

Pada 2010, produksi kendaraan naik menjadi 764 ribu mobil dan 7,3 juta sepeda motor. Untuk 2011, mobil diproduksi sebanyak 892 ribu dan motor sebanyak 8 juta.

Pada 2012, produksi sebanyak 1,1 juta mobil dan motor 7,064 juta. Sementara pada 2013, ditargetkan mobil akan diproduksi sebanyak 1,1 juta dan motor sebanyak 7,1 juta.

Dia menambahkan bahwa target produksi kendaraan 2013 bahkan bisa lebih dari itu karena Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan produksi mobil pada 2013 diperkirakan mencapai 1,29 juta kendaraan dengan sebanyak 90 ribu kendaraan akan diekspor.

"Menteri Perindustrian, Pak Hidayat, pernah bisik-bisik ke saya bahwa produksi mobil tahun ini diperkirakan 1,29 juta mobil. Jadi dengan pertumbuhan begini saja rata-rata tiga juta kiloliter nambah BBM-nya," kata Jero.

Menurut dia, dengan penambahan sekitar tiga juta kiloliter tersebut, berarti seharusnya kuota BBM bersubsidi menjadi 48,7 juta kiloliter pada 2013.

"Dengan begitu, kalau tahun lalu kuota 45,7 juta kiloliter ditambah tiga juta kiloliter, maka mestinya jumlah BBM yang akan dikonsumsi mungkin sekitar 48,5 juta hingga 48,7 juta kiloliter," katanya.

Tetapi menurut dia, angka 48 juta kiloliter cukup realistis karena diharapkan dengan adanya rencana kenaikan harga BBM bersubsidi bisa membuat masyarakat melakukan penghematan penggunaan BBM bersubsidi.

Volume BBM dan BBN bersubsidi yang diajukan pemerintah dalam RAPBN-Perubahan adalah sebesar 48 juta kiloliter dengan rincian premium dan bioetanol sebesar 30,77 juta kiloliter, minyak tanah 1,2 juta kiloliter, minyak solar dan biodiesel 16,03 juta kiloliter.

Sementara produksi elpiji ukuran 3 kg diajukan sebesar 4,39 juta ton.

"Subsidi BBM untuk biodiesel Rp3.000 per liter, bioetanol Rp3.500 per liter.Subsidi LGV Rp1.500 per liter, alpha BBM bersubsidi formulanya sama dengan APBN ditambah Rp50 per liter," ujar Jero Wacik.

(A064)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013