Jika mereka (Persebaya 1927) diakui akan selesai masalahnya
Surabaya (ANTARA News) - Ribuan suporter Persebaya yang dikenal dengan bonekmania melakukan demonstrasi dengan mendatangi Kantor Pemerintah Kota Surabaya di Jalan Wali Kota Mustajab, Senin.

Meski aksi diikuti ribuan bonek, namun aksi mereka berlangsung damai. Untuk menjaga ketertiban, ratusan aparat kepolisian dan Satpol PP siaga di sekitar Balai Kota Surabaya.

Salah satu perwakilan bonekmania, Ita Nasyiah, mengatakan aksi dilakukan untuk meminta dukungan dari Wali Kota Surabaya karena tim kebanggaan mereka, Persebaya 1927, tidak diikutsertakan pada kompetisi sepakbola Indonesia 2014, dalam Kongres luar Biasa PSSI yang membahas penyatuan liga pada 17 Maret lalu.

"Sebaliknya, PSSI justru mengakui Persebaya DU (Divisi Utama), karena mengikuti Indonesia Super League (ISL)," katanya.

Padahal, lanjut dia, selama ini yang didukung oleh mayoritas bonek adalah Persebaya 1927 yang berlaga di Indonesia Premier League (IPL).

Ita menuding selama ini wali kota bertindak diskriminatif terkait persoalan ini. "Selama ini yang bisa bertemu wali kota adalah perwakilan Persebaya DU, sedangkan Bonek Pendukung Persebaya 1927 tidak pernah diakomodasi," teriaknya.

Bonek memaksa Wali Kota Surabaya membuat pernyataan untuk melarang Persebaya DU bermain di Surabaya. Keinginan membuat pernyataan dikabulkan Wali Kota, hanya saja isi surat yang dikirimkan ke PSSI tersebut meminta induk organisasi olahraga sepakbola tersebut bersikap arif, dengan mengakomodasi keberadaan Persebaya 1927.

Ia berharap persoalan Persebaya 1927 bisa selesai, kondisi Surabaya kembali kondusif. "Saya ingin di Surabaya tidak ada perselisihan, agar kepentingan warga Surabaya tenang. Untuk itu, saya harap di Pusat (PSSI) adil," tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan selama ini belum pernah mengeuarkan izin pertandingan sepakbola di wilayahnya. Pemberian izin pertandingan menurutnya bukan kewenangan wali kota.

"Saya tidak pernah mengeluarkan izin. Jika mereka (Persebaya 1927) diakui akan selesai masalahnya," katanya. 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013