"Korea Utara tahu bahwa mereka cukup pintar untuk tidak melakukan bunuh diri."
Hagatna, Guam (ANTARA News/AFP) - Guam meningkatkan peringkat ancaman resminya sekaligus pada Kamis ini menguji sistem peringatan darurat, setelah mendapat peringatan Korea Utara (Korut) yang mengidentifikasi pulau itu sebagai target potensial serangan peluru kendali.

Dengan uji coba rudal Korut diperkirakan bisa terjadi setiap saat, maka pihak berwenang Guam mengatakan bahwa wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik Barat itu kini berada dalam status "waspada kuning" atau tahap tengah mengahadpi bahaya.

"Ini berarti kita harus melanjutkan kehidupan kita sehari-hari sambil mempersiapkan diri kita sendiri untuk setiap potensi keadaan darurat," demikian pernyataan pemerintah setempat.

Selain itu, dinyatakannya: "Ini juga berarti pemerintah menarik sumber daya bersama-sama melalui pusat operasi darurat untuk memastikan kita siap merespon keadaan darurat."

Sistem peringatan darurat Guam, yang memicu sirene di seluruh pulau dan menyela siaran-siaran televisi dan radio untuk menyampaikan informasi, telah diuji pada pukul 10.00 waktu setempat Kamis.

Gubernur Guam, Eddie Calvo, mengatakan bahwa uji peringatan itu berlangsung sukses dan Departemen Keamanan Dalam Negeri Guam bekerja sama dengan pusat informasi sekarang beroperasi 24 jam sehari untuk memberikan saran kepada penduduk pulau berjumlah 180.000 orang itu.

Keamanan dalam negeri AS menggambarkan kemungkinan serangan Korut dapat dinilai tipis, karena mencatat Guam "dilindungi oleh bangsa dan militer terbesar di dunia, Amerika Serikat ."

Namun, Guam melakukan tindakan pencegahan, dan peluncuran kampanye pekan ini mendesak warga untuk menyiapkan kemasan darurat dan rencana bencana keluarga.

Lembar-lembar fakta telah didistribusikan sekitar pulau untuk menasihati penduduk mengenai bagaimana melindungi keluarga mereka, mendapatkan informasi dan melakukan tugas-tugas, seperti memasang pemeriksaan ledakan pada pintu dan jendela dengan plastik dan pita.

Calvo mengatakan, menerima jaminan dari para komandan militer AS di pulau itu, yang bersiap dengan fasilitas militer dan pangkalannya, sebagai pertahanan yang "kuat dan memadai". Guam hingga kini menjadi salah satu pangkalan militer, terutama Armada Ketujuh AS.

"Meskipun kita dilindungi, penting bagi kita untuk waspada. Lihatlah lembar fakta, bersiaplah dan menantikan berita yang dikeluarkan oleh pusat informasi bersama," katanya.

Guam, yang berada di bawah kendali AS pada tahun 1898 setelah Perang Spanyol-Amerika, terletak sekitar 3.380 kilometer (2.100 mil) tenggara dari Korut, yang berarti secara teoritis dalam kisaran rudal Musudan yang belum diuji Pyongyang.

Washington bergegas untuk menyebarkan perisai rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defence)-nya ke Guam, sebuah sistem senjata yang dibawa truk berkemampuan melacak dan menembak jatuh proyektil musuh.

Meskipun Pyongyang mengancam secara retorika, banyak warga Pulau Guam yang mengatakan bahwa kehidupan mereka sehari-hari belum terganggu oleh ancaman serangan rudal.

"Di rumah, kita membahas hal itu dari waktu ke waktu, tetapi kami tidak membuat persiapan karena kita tahu bahwa itu hanya penghasutan perang," kata Gina Tabonares-Reilly kepada AFP, awal pekan ini.

Ia menambahkan, "Ada cukup baik pencegat rudal di bawah perairan kita. Korea Utara tahu bahwa mereka cukup pintar untuk tidak melakukan bunuh diri."
(Uu.H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013