Sidoarjo (ANTARA News) - Indonesia bisa menjadi produsen kopi terbesar di Asia Tenggara mengingat masih luasnya lahan perkebunan kopi yang tersedia dan bisa digunakan, kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

"Pemerintah akan terus mendorong untuk meningkatkan produksi kopi yang ada di Indonesia supaya bisa menjadi nomor satu di Asia Tenggara," katanya saat berdialog dengan pengusaha kopi di Sidoarjo, Selasa.

Sekarang, Indonesia menghasilkan sekitar 600 ribu ton kopi setiap tahunnya dan menurut Mendag harus terus ditingkatkan supaya menjadi produsen nomor satu di kawasan Asia Tenggara.

"Untuk menjadi nomor satu itu harus ada peningkatan dari hulu sampai dengan hilir. Selain itu, semangat untuk mencapai target tersebut harus terus ditingkatkan," katanya.

Ia mengatakan, salah satu faktor untuk peningkatan produksi tersebut adalah dengan cara memanfaatkan secara maksimal lahan yang ada di Indonesia.

"Selain pemanfaatan lahan yang ada, faktor lain yang bisa dilakukan yaitu dengan mempersiapkan teknologi yang ada saat ini," katanya.

Namun semuanya itu, lanjut dia, perlu adanya disiplin yang ketat dari para pemangku kepentingan karena dengan disiplin semua tujuan bisa dicapai.

Sementara Ketua Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) Hutama Sugandhi mengatakan, dari sepuluh varietas kopi terbaik di dunia, lima di antaranya berada di Indonesia.

"Kopi yang masuk dalam kualitas terbaik tersebut di antaranya Java Coffee dan juga Kopi Toraja yang saat ini sudah mendunia," katanya.

Saat ini produktivitas kopi di Indonesia masih rendah hanya sekitar 700 kg sampai 800 kg per hektar dengan lahan tanam seluruhnya seluas 1,1 juta hektar.

"Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Vietnam yang memiliki lahan tanam sekitar 550 ribu hektar, (tapi) mampu menghasilkan kopi sebanyak 3 ton dalam setiap hektarnya," katanya.

Ia mengatakan, minimnya produktivitas kopi tersebut salah satunya masalah permodalan dan juga kurangnya perhatian dari pemerintah.

"Pemerintah saat ini lebih perhatian terhadap produsen kelapa sawit dan karet dibandingkan dengan komoditas kopi," katanya.

Pewarta: Musyawir
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013