Pekanbaru, (ANTARA News) - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang ditangkap warga Kabupaten Siak, Riau dan dititipkan pemeliharaannya di Kebun Binatang Kasang Kulim di Kabupaten Kampar akhirnya mati karena pendarahan dalam yang dideritanya. Hewan langka itu tewas di kebun binatang, sekitar 20 kilometer selatan Pekanbaru, Jumat (2/6), karena parahnya luka dalam yang dideritanya akibat hantaman benda tumpul. "Harimau ini sekitar pukul 17.25 Wib tadi mati karena pendarahan dalam yang dideritanya akibat hantaman benda tumpul saat ditangkap," kata seorang tim medis dari World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia drh Wisnu Wardana kepada ANTARA. Ia mengatakan, hewan malang yang diperkirakan berumur tiga tahun itu saat ditangkap tidak hanya mengalami luka dari tombak yang mengenai tubuhnya tetapi juga pukulan dan injakan yang didapatnya. "Saat ditangkap hewan ini diinjak tidak hanya diperut tetapi juga di dada dan juga diikat kaki serta kepalanya. Injakan inilah yang menimbulkan pendarahan dalam yang hebat dan hewan ini tak tertolong," katanya. Padahal, siang tadi ia sempat merawat harimau remaja ini karena kondisinya terus menurun sejak dibawa ke kebun binatang pada Selasa (30/5) lalu. Namun, ketika dia baru sampai di Pekanbaru telah diminta kembali datang ke kebun binatang tersebut karena harimau yang telah dirawatnya kritis. "Saya kembali ke sana dan menemukan dia telah mati. Akhirnya dilakukan autopsi tadi malam," ungkap Wisnu. Konsultan WWF Indonesia ini mengatakan, dalam autopsi yang dilakukannya diketahuilah bahwa pendarahan organ dalam hewan buas itu cukup parah dan ia juga mengambil sampel organ dalam seperti hati, jantung, paru dan ginjal untuk penelitian lanjut. Pada Senin (29/5) lalu masyarakat Desa Tuah Indrapura Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak, menangkap seekor anak harimau yang memasuki perkampungan dan selalu muncul di sebuah sekolah dasar yang menyebabkan anak-anak dan guru ketakutan. Harimau tersebut sebelumnya telah sepekan menampakkan diri bersama dua ekor induknya, namun yang berhasil ditangkap anak harimau sedangkan dua ekor induknya hingga kini belum diketahui keberadaannya. Setelah hewan langka itu diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau pada Selasa (30/5), oleh KSDA dititipkan untuk sementara di Kebun Binatang Kasang Kulim mengingat hewan berbelang itu perlu perawatan serius selain tubuhnya kurus kering juga karena kondisinya lemah. Namun, baru beberapa hari tinggal di kebun binatang kondisi kesehatannya terus menurun dan akhirnya mati meski semula sempat dirawat tim medis.(*)

Copyright © ANTARA 2006