Meminta Badan Pekerja Pemilihan Anggota Dewan Pers segera menetapkan sembilan Anggota Dewan Pers yang terpilih
Jakarta (ANTARA News) - Koalisi masyarakat pers Indonesia menolak adanya voting ulang terhadap pemilihan anggota Dewan Pers periode 2013-2016.

Koalisi ini terdiri dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers.

Menurut Ketua Umum IJTI, Yadi Endriana, desakan voting ulang akibat salah satu pihak yang tidak sepakat dengan pemilihan anggota Dewan Pers periode 2013-2016 yang dihadiri oleh 10 anggota Badan Pekerja Pemilihan Anggota (BPPA) Dewan Pers 12 Desember lalu mencederai demokrasi.

"Menurut kami itu salah, voting ulang. Itu kami tolak," tegasnya saat jumpa media di Jakarta Pusat.

"Mengganggu transparansi demokrasi," kata Ketua Umum AJI, Eko Maryadi sambil menambahkan 9 anggota Dewan Pers itu dipilih oleh 10 orang anggota BPPA Dewan Pers.

Sebagai lembaga pers tertinggi di Indonesia, Eko berpendapat penting untuk menjaga independensi Dewan Pers.

"Dewan Pers itu lembaga sipil yang bersih dari kepentingan politik dan bisnis," jelasnya.

Bila voting ulang dilakukan, Eko melihat ada pihak yang menjadi korban karena pihak yang baru masuk itu nantinya akan menggeser pihak yang sebelumnya telah terpilih menjadi anggota Dewan Pers pada 12 Desember lalu.

Ia menghimbau pihak-pihak yang terlibat dalam pemilihan anggota Dewan Pers periode 2013-2016, termasuk pihak yang tidak puas, untuk bersikap demokratis dengan menghormati hasil pemilihan.

"Ini sudah melalui mekanisme yang berlaku," katanya.

Koalisi ini pun menyatakan kesembilan anggota Dewan Pers itu telah terpilih secara sah, mewakili semua unsur pers, sekaligus mencerminkan keberagaman.

"Meminta Badan Pekerja Pemilihan Anggota Dewan Pers segera menetapkan sembilan Anggota Dewan Pers yang terpilih pada pemilihan 12 Desember 2012 lalu, tanpa ragu atau gamang," kata Saleh Ali selaku perwakilan dari LBH Pers.
(nta)

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012