Jakarta (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Marunda memperluas gerakan penghijauan dimulai dari Terminal Umum PT Karya Citra Nusantara (KCN) berlanjut ke terminal yang dikelola Badan Usaha Pelabuhan (BUP) lain di kawasan Pelabuhan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

"Di Kali Bencong itu ada terminal punya PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), yang Insya Allah juga akan dibangun pelabuhan. Jadi seluruh Pelabuhan Marunda akan kami buat gerakan penghijauan pelabuhan (green port)," kata Kepala KSOP Marunda Capt. Isa Ansyari di Jakarta, Selasa.

Baca juga: KCN dukung pelestarian alam berkelanjutan di Pelabuhan Marunda

Sebelumnya pada pekan kemarin, PT KCN melanjutkan penghijauan kawasan Pelabuhan Marunda dengan penanaman tanaman bakau tahap dua sepanjang 1.100 meter setelah penanaman tahap pertama selesai sejak 2017.

Isa saat menghadiri acara penanaman tanaman bakau tahap dua di Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara, Kamis (9/6), mengatakan kawasan Pelabuhan Marunda meliputi terminal umum PT KCN, Terminal Marunda Center (MCT) yang BUP-nya PT Pelabuhan Tegar Indonesia (PTI), dan dermaga di Kali Bencong.

Gerakan penghijauan pelabuhan itu juga melibatkan unsur akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Isa mengatakan pelibatan akademisi dalam gerakan penghijauan pelabuhan tersebut adalah yang pertama kalinya di wilayah Jakarta Utara.

"Mungkin ke depan, juga kerja sama dengan bagian pemerhati lingkungan, mungkin ke depannya itu bukan hanya mangrove, ada rumput juga yang bisa kami tanam. Seperti di aliran Sungai Ciliwung, sekarang jadi bersih," ujar Isa.

Ia pun mengapresiasi inisiatif KCN dalam menjalankan konsesi di kawasan terminal bongkar curah kering dan curah cair yang dikelolanya.

Menurut Isa, Badan Usaha Pelabuhan memang sudah harus memperhatikan dan memikirkan keberlanjutan ekosistem di kawasan yang dikelola.

"Harus diperhatikan keberlanjutan ekosistemnya. Sehingga dia akan seimbang, akan selaras, sehingga tidak timpang (antara aktivitas usaha dengan usaha memperbaiki ekosistemnya)," ucapnya.

Diungkapkan Isa, gerakan penghijauan dari PT KCN selaras dengan program Presiden Joko Widodo yang menargetkan rehabilitasi mangrove seluas 600.000 hektare pada 2024.

Terlebih menurut Isa, Indonesia merupakan negara dengan luas hutan mangrove sekitar 22 persen dari hutan mangrove dunia atau sekitar 3,4 juta hektare, namun tingkat kerusakan mangrove di Tanah Air terbilang besar.

Baca juga: Terminal KCN Marunda sumbang PNBP lebih dari Rp20 miliar

Isa menuturkan inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan dari PT KCN terutama penanaman mangrove merupakan kontribusi dari dunia usaha.

Kepala KSOP juga menambahkan organisme kehidupan di laut menangkap dan menyimpan separuh karbon biologis di bumi yang disebut blue carbon.

Namun, lanjut dia, peran penting laut sebagai penangkap karbon terlupakan karena ekosistem laut mengalami degradasi.

Sementara itu, Direktur Utama PT KCN Widodo Setiadi menyatakan program penghijauan tersebut merupakan tahap kedua, setelah pada tahap pertama sudah dilaksanakan seluas 600 meter pada 2016.

"Tahap kedua ini kami targetkan sampai 1.100 meter," ungkap Widodo.

Widodo berharap setelah penanaman mangrove tahap kedua selesai, maka Pelabuhan Marunda akan memiliki pembatas alami dari tumbuhan yang menyaring udara agar lebih bersih dan sejuk (green port).

"Ini merupakan implementasi dari konsep green port yang nantinya kami laksanakan. Saat ini kami juga bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor untuk melakukan survei terkait penanaman, yang rencananya (pelabuhan) ini adalah daerah-daerah yang dihijaukan," ucap Widodo.

Menurut Widodo, di kawasan pelabuhan paling efektif ditanami tumbuhan di antaranya tanaman bakau karena bisa tumbuh di kawasan yang dialiri air laut dan dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 30 meter.

Ia menegaskan PT KCN akan terus berupaya menjalankan penghijauan dengan cara penanaman tumbuhan lainnya di kawasan Pelabuhan Marunda.

Baca juga: PT KCN lanjutkan penghijauan Pelabuhan Marunda dengan mangrove

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022