Pangkalpinang (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Gaharu Indonesia (Asgarin), Manshur, mengharapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menetapkan standar kualitas gaharu sehingga petani memiliki dasar untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas tersebut.

"Kami berharap, setelah gaharu Indonesia mendominasi pasar internasional, pemerintah melalui Kemendag segera menetapkan standarisasi gaharu," ujarnya, usai acara penutupan Seminar Gaharu Internasional di Pantai Pasir Padi Pangkalpinang, Kamis malam.

Ia menjelaskan, selama ini pemerintah belum menetapkan standarisasi gaharu karena ekspor gaharu Indonesia masih didominasi hasil dari alam dan budidaya gaharu ini baru dikembangkan di sejumlah provinsi di Indonesia.

"Meski pemerintah belum menetapkan standarisasi kualitas gaharu ini, tetapi masyarakat bisa belajar melalui eksportir, sehingga petani mempunyai bayangan kualitas gaharu yang baik dan memiliki nilai tinggi," ujarnya.

Ia mengatakan, gaharu yang berkualitas seperti gaharu yang memiliki warna yang hitam karena kandungan resinnya tinggi dan apabila dimasukan ke dalam air gaharu tersebut tenggelam, dipastikan gaharu tersebut memiliki nilai jual tinggi mencapai Rp50 juta per kilogram.

"Untuk mendeteksi gaharu berkualitas cukup mudah, berwarna hitam, tenggelam dalam air dan memiliki bau yang harum, kalau warnanya hanya kecoklatan hanya dinilai di bawah Rp5 juta per kilogram," ujarnya.

Menurut dia, potensi komoditas gaharu ini cukup menjanjikan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi yang bisa mensejahterakan masyarakat.

"Gaharu ini, bukan lagi sektor unggulan tetapi sudah menjadi super unggulan karena Indonesia merupakan pengekspor terbesar untuk kebutuhan pasar internasional," ujarnya.

Ia mengatakan, sekitar 70 persen kebutuhan konsumen gaharu internasional dipasok dari Indonesia.

"Kami berharap peluang ini, bisa dimanfaatkan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah dalam rangka mensejahterahkan masyarakat," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, kami berharap Kabupaten Bangka Tengah bisa menjadi pelopor dan pemasok kebutuhan gaharu di pasar internasional karena gaharu dari Bangka Tengah memiliki kualitas yang baik untuk kebutuhan pasar internasional.

Jumlah keseluruhan tanaman gaharu di Kabupaten Bangka Tengah 380.871 pohon merupakan jenis gaharu budi daya yang tersebar di enam kecamatan dengan rincian Kecamatan Sungai Selan sebanyak 19.189 pohon.

Kemudian Kecamatan Simpang Katis 20.314 pohon, Lubuk Besar 79.520 pohon, Namang 23.666 pohon, Pangkalan Baru 3.239 pohon, Koba 9.243 pohon dan bantuan dari bibit gratis 2010 225.700 pohon.

Sedangkan gaharu alam sebanyak 2.473 pohon dengan rincian di Kecamatan Sungai Selan 394 pohon, Simpang Katis 131 pohon, Lubuk Besar 968 pohon, Namang 702 pohon, Pangkalan Baru 260 pohon dan Koba 18 pohon.

Sementara untuk pembibitan tanaman gaharu yang tersebar di lima kecamatan di daerah itu masing-masing dengan rincian Kecamatan Sungai Selan sebanyak 86.700 batang, Simpang Katis 96.000 batang, Lubuk Besar 73.500 batang, Namang 3.000 batang dan Koba 150.000 batang.

Kegiatan Seminar Gaharu Internasional yang berlangsung dua hari, sejak Selasa (22/11) hingga Rabu (23/11) di Hotel Novotel Pangkalpinang, juga dihadiri pejabat dari Kementerian Kehutanan, Ketua Asosiasi Gaharu Indonesia (Asgarin), pejabat di masing-masing SKPD Pemkab Bangka Tengah.

Peserta Seminar Gaharu Internasional antara lain dari Vietnam, Myanmar, Bangladesh, Thailand, Kuwait, Singapura, Malaysia, India, Swiss, China, Sekretariat Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), Qatar, Bhutan, Philipina, Jerman, Uni Emirat Arab dan Taiwan. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011