Jakarta (ANTARA News) - Pemprov DKI Jakarta akan melakukan apel siaga dalam rangka penanggulangan penyebaran virus flu burung di Ibukota yang berlangsung pada Jumat (24/2) pukul 08.00 WIB di Balaikota Jakarta. "Besok(Jumat, red) akan dilakukan apel kesiagaan sebagai awal kegiatan pengecekan unggas di Jakarta," kata Kepala Dinas Peternakan DKI Jakarta, Edy Setiarto, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis. Menurut Edy, apel yang rencananya dipimpin oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tersebut akan diikuti oleh sekitar 1.000 orang yang terdiri atas berbagai unsur terkait, seperti Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan dan masyarakat. "Setelah apel itu sejumlah tim yang bertugas melakukan pengecekan unggas segera disebar ke lima wilayah di DKI Jakarta, setiap kecamatan menetapkan satu kelurahan yang menjadi prioritas untuk pengecekan pada tahap awal," katanya. DKI Jakarta memiliki 44 kecamatan dengan 267 kelurahan. Dengan demikian terdapat 44 kelurahan yang dijadikan prioritas utama dalam pengecekan. Beberapa kelurahan yang menjadi prioritas antara lain Kelurahan Cempaka Putih, Utan Kayu, Petukangan, Kebayoran Lama dan Kelurahan Pesanggarahan. Tim pengecekan unggas yang berjumlah 50 tim, masing-masing beranggotakan delapan hingga 10 orang, anggotanya terdiri atas petugas Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan, PMI, mahasiswa kedokteran Hewan dan petugas kecamatan dan kelurahan. Sesuai dengan keputusan pemerintah pusat, maka apabila ditemukan unggas yang positif terpapar virus flu burung, dari titik lokasi itu unggas dalam radius satu kilometer akan didepopulasi. Sementara unggas dalam radius tiga km dari titik itu akan diberi vaksin dan dilakukan penyemprotan disinfektan. Peternakan tak resmi Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, Kepala Sub Dinas Kesehatan Hewan, Masyarakat dan Veteriner Dinas Peternakan DKI Jakarta, Adnan Ahmad menyatakan dalam kegiatan pengecekan unggas itu juga akan dipantau peternakan tidak resmi. "Kita akan pantau itu, biasanya peternakan tidak resmi kan jumlah unggas yang diternakkan kecil, sekitar lima hingga 10 ayam. Jadi kita lakukan pendekatan secara persuasif dan mengimbau untuk sementara tidak dulu memelihara ayam atau unggas," katanya. Adnan menambahkan untuk di DKI Jakarta, tidak ada peternakan dalam skala besar, yaitu di atas 5.000 ayam atau unggas. "Lokasinya tidak memungkinkan karena lahannya sempit. Kalau di bawah 5.000 ayam ada di beberapa kawasan di Jakarta. Namun secara keseluruhan populasinya, untuk ayam, hanya sekitar 130.000 ayam," katanya. Menurut Adnan, peternakan skala kecil itu berada di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Meski demikian, ia menekankan sebetulnya penyebaran virus flu burung dapat dikendalikan dengan pola hidup sehat, yaitu selalu cuci tangan sebelum makan dan mengutamakan biosekuriti setiap memelihara hewan, terutama unggas. (*)

Copyright © ANTARA 2006