Jayapura (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura akan melaksanakan diskusi panel terkait kondisi kekinian di sejumlah kabupaten/kota yang ada di Papua dengan topik "Peristiwa Kekerasan, Media dan Informasi yang Kredibel" pada Sabtu 27 Agustus 2011 di salah satu hotel ternama di Kota Jayapura.

Demikian disampaikan Ketua AJI Kota Jayapura, Victor Mambor kepada sejumlah media di Jayapura, Papua, Jumat.

Ia mengatakan, diskusi panel tersebut dimaksudkan sebagai bahan `sharing` atau berbagi informasi antara wartawan dan pihak-pihak terkait mengenai kondisi keamanan di Papua. Serta adanya imbauan untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri.

"Kami ingin melakukan ini karena selain sebagai wahana bagi informasi antara wartawan dan pihak-pihak terkait, juga bisa memberikan masukan dalam memberitakan suatu masalah yang memiliki nilai-nilai atau norma-norma etika jurnalistik," katanya menambahkan acara itu akan diakhiri dengan buka puasa bersama.

Mambor juga katakan, latar belakang dilaksanakan diskusi panel tersebut adalah melihat sejumlah peristiwa tindak kekerasan di Papua yang tengah terjadi di bulan Agustus, dan AJI Kota Jayapura mencatat ada sembilan kasus telah terjadi di Kota Jayapura, antara lain penembakan terhadap warga sipil di Nafri (2/8) dengan korban empat orang meninggal dunia, salah satunya dari anggota TNI dan penusukan terhadap calon mahasiswa La Ode Rusdi (2/8) seusai demonstrasi salah satu kelompok di Abepura, dan penembakan mobil di Sekitar Tanah Hitam dan Nafri pada minggu ke dua Agustus.

Pembunuhan terhadap Majib dan Abner Kambu, dua orang anggota pengamanan (security) Kantor Kwarda Pramuka Papua (15/8) di Buper Waena, lalu upaya penyerangan dengan panah (pembunuhan) terhadap Indrawahyudi, mahasiswa STAIN Al Fatah, Jayapura (16/8) disalah satu rumah ibadah di BTN Puskopad.

Pada Sabtu (20/8) kekerasan/upaya pembunuhan terhadap dua anggota Brimobda Papua di RSUD Abepura. Kemudian pada Selasa (23/8) pembacokan terhadap seorang mahasiswa di Rektorat Uncen Perumnas III, Waena dan di saat yang sama pembunuhan satu anggota TNI Kodam XVII Cenderawasih di jalan Alternatif kota Jayapura.

"Selain itu, ada sejumlah peristiwa di daerah lainya di Papua, diantaranya terakhir, ditemukannya warga sipil Kabupaten Keerom bernama Jas Wenda mati di kebunnya," katanya.

Sementara itu, di daerah pedalaman, seperti di Paniai, telah terjadi serangan atas Polsek Komofa (16/8), rentetan tembakan di lapangan kantor Bupati Kabupaten Paniai pada saat upacara HUT RI yang ke-66 (17/8), kontak senjata di jalan trans-Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Paniai (17/8) dengan korban tewas satu orang diduga anggota OPM, sementara dua polisi dan satu tukang ojek terluka.

Untuk itu Mambor yang juga pimred TabloidJubi online katakan melihat serangkaian peristiwa yang telah terjadi dan meresahkan warga yang ada di kabupaten/kota di Papua, AJI Kota Jayapura menilai peran media di Papua sangat penting dalam memberitakan (baca: menurunkan/menghentikan) frekwensi kekerasan di Papua.

"Media merupakan perpanjang tangan/mulut terkait kondisi kekinian ataupun yang terlewatkan oleh mata/telinga masyarakat, untuk itu media dituntut berikan pemahaman/pemberitaan yang sesuai dengan kode etik jurnalistik untuk mencerdaskan pembaca. Atau paling tidak mungkin justru media akan dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam konflik/kekerasan yang terjadi, jika memberitakan tanpa menyaring dengan baik dan benar," katanya.

"Atas latar belakang inilah, maka AJI Kota Jayapura bermaksud mengadakan diskusi panel dengan tema "Peristiwa Kekerasan, Media dan Informasi yang Kredibel" untuk menyikapi peristiwa kekerasan yang terjadi belakangan di Papua belakangan ini, sekaligus berbuka puasa bersama wartawan di Jayapura," tambahnya.

Dari informasi yang didapatkan ANTARA, pemateri diskusi panel tersebut dari Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Efri Triassunu, Kapolda Papua, Irjen Pol Bigman Lukman Tobing, Pater Neles Tebay (Jaringan Damai Papua), dan Victor Mambor ketua AJI Kota Jayapura. (ANT-185/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011