Jakarta (ANTARA) - Kalah dalam semua dari tiga pertandingan fase grup, kebobolan 28 gol, dan tak menciptakan satu pun gol. Itulah yang dialami timnas putri Indonesia pada putaran final Piala Asia Putri 2022.

Sejumlah kalangan tak terlalu terkejut dengan hasil itu, bahkan mantan pelatih timnas putri Indonesia Rully Nere jauh-jauh hari sudah mengingatkan untuk jangan kaget jika Indonesia kalah dengan skor besar.

Legenda sepak bola nasional itu bukannya skeptis. Dia justru berpendapat demikian karena melihat apa yang terjadi dalam sepakbola putri Indonesia yang memang belum memiliki landasan kuat untuk bisa berbicara banyak dalam ajang internasional.

Rully sendiri menyoroti tiadanya kompetisi liga putri di dalam negeri yang menjadi faktor menentukan dalam sukses atau tidaknya timnas dalam turnamen internasional.

Jika berkaca dari pengalaman negara lain, terutama yang pernah menjuarai Piala Asia Putri dalam edisi-edisi terakhirnya, omongan Rully benar adanya.

Baca juga: Rudy: kekalahan 0-18 dari Australia beri pelajaran untuk Indonesia

Terutama setelah sepak bola profesional putri semakin modern dan dikelola seperti terjadi pada sektor putra belakangan tahun ini, juara-juara Piala Asia Putri selalu berasal dari negara-negara yang mengelola dengan baik sistem kompetisi liga sepakbola putrinya.

Tengok saja China yang paling sering menjuarai Piala Asia Putri walaupun awalnya mengandalkan tim amatir. Tetapi itu terjadi pada masa ketika sepak bola putri memang belum seprofesional dan sekompetitif seperti belakangan masa ini.

Sejak pertama kali digelar pada 1975, sudah tujuh tim mengangkat trofi Piala Asia Putri. Ketujuhnya adalah China, Korea Utara, Taiwan, Jepang, Australia, Thailand, dan Selandia Baru.

China sudah delapan kali menjuarainya. Dua di antaranya terjadi ketika China telah memiliki liga sepak bola putri dan terjadi saat liga sepak bola putri semakin kompetitif dan dikelola secara lebih profesional di banyak negara.

China sendiri memiliki liga sepak bola putri pada 1997 dan lalu dimodernisasi menjadi lebih profesional pada 2015.

Baca juga: Rudy: pemain timnas putri sempat stres hadapi cibiran usai kalah 0-18
Baca juga: Timnas putri Indonesia ditaklukkan Thailand 0-4

Selanjutnya: lebih siap

Copyright © ANTARA 2022