Secara keseluruhan diperlukan konversi dari likuiditas yang sebelumnya kami taruh di instrumen seperti di BI itu, akan kami masukkan ke GWM
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk siap mengonversi ekses likuiditas sekitar Rp24 triliun hingga Rp26 triliun ke giro wajib minimum (GWM) seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan GWM secara bertahap.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan Bank Mandiri siap mendukung kebijakan moneter bank sentral yang akan dilakukan secara gradual pada 2022 dalam rangka normalisasi likuiditas.

"Secara keseluruhan diperlukan konversi dari likuiditas yang sebelumnya kami taruh di instrumen seperti di BI itu, akan kami masukkan ke GWM. Secara total Rp24 triliun hingga Rp26 triliun yang akan kami konversikan dari ekses likuiditas ke GWM," ujar Panji saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

BI menaikkan GWM rupiah bank umum konvensional, bank umum syariah, dan unit usaha syariah yang saat ini sebesar 3,5 persen mulai Maret 2022.

Kebijakan tersebut sebagai bagian normalisasi kebijakan likuiditas dengan tetap memastikan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian surat berharga negara (SBN), dengan masih tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) saat ini sebesar 35,12 persen.

Untuk bank konvensional, GWM akan dinaikkan sebesar 150 basis poin (bps) menjadi lima persen dengan pemenuhan secara harian sebesar satu persen dan secara rata-rata sebesar empat persen, yang berlaku mulai 1 Maret 2022.

Kemudian, kenaikan 100 bps menjadi enam persen dengan pemenuhan secara harian sebesar satu persen dan secara rata-rata sebesar lima persen akan berlaku mulai 1 Juni 2022.

"Dari sisi angka 3,5 persen dari angka kami untuk DPK rupiah saja, maka pada awal tahun in di bulan ini Rp27,78 triliun, Maret akan naik Rp12 triliun, Juni naik Rp9 triliun, dan September naik lagi Rp6 triliun," kata Panji.

Panji juga menambahkan, selama masa pandemi 2020-2021, likuditas emiten berkode saham BMRI itu diperkirakan masih sangat mencukupi didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang baik.

"Setelah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan DPK dan kredit di 2022 ini, ekses likuiditas Mandiri masih sangat cukup untuk memenuhi GWM yang akan naik bertahap Maret sampai September maupun keperluan di sisi lainnya," ujar Panji.

Baca juga: Bank Mandiri bukukan laba bersih Rp28,03 triliun sepanjang tahun lalu
Baca juga: LPEI dan Bank Mandiri bersinergi dorong ekspor nasional
Baca juga: Bank Mandiri salurkan KUR Rp4,79 triliun untuk sektor pariwisata

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022