Mataram (ANTARA) - Komunitas Akar Pohon meluncurkan buku kumpulan cerita pendek (cerpen) berjudul "Bedil Penebusan" karya sastrawan asal Pulau Lombok, Kiki Sulistyo di halaman belakang kantor biro LKBN Antara Biro Nusa Tenggara Barat (NTB), Mataram, Rabu.

Kiki Sulistyo menjelaskan terdapat dua belas kisah yang terhimpun dalam buku tersebut dan kutipan sedikit banyak menggambarkan kisah-kisah apa yang akan didapatkan selama ini.

"Kemiskinan, hantu, orang sakti, dan ketidakamanan adalah hal yang muncul kadang kebersamaan, kadang yang satu menyebabkan lain," katanya.

Ke-12 judul cerpen itu, yakni, Kebun Pisang di Belakang Rumah, Bedil Penebusan, Mata Hijau Anjing Danau, Pedang Hijau dari Laut, Teo Berubah jadi Bebek, dan Anjing Mati.

Kurma Karma, Marbut Kembar, Suatu Kejadian di Kota Ampenan, Bulan Merah di Kota Ampenan, Sisifus Dusun Kami, Ibu Tidur di Beranda dan Riwayat Pemuatan.

Ia menyebutkan karyanya tersebut pengalaman yang pernah dialaminya beberapa tahu lalu dan sampai sekarang masih membekas. "Hingga mengubah persepsi saya," kata dia.

Salah satunya, kata dia, cerpen berjudul Bedil Penebusan berdasarkan dari cerita rekannya dan benar-benar ada. "Bahwa adik dan kakak tidak akur," katanya.

Kemudian dari cerita tersebut, kata dia, dituangkan dalam karya sastra. Kiki Sulistyo juga mengagumi karya sastrawan nasional AA Navis yang terkenal dengan karya "Robohnya Surau Kami".

"Saya mengagumi karya AA Navis yang bisa terlihat dalam cerpen saya yang berjudul Marbut Kembar," katanya.

Kiki Sulistyo merupakan penulis Nusa Tenggara Barat peraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 dan Buku Puisi Terbaik Tempo 2018.




Baca juga: Sastrawan Surabaya luncurkan buku kumpulan cerpen "Revolusi Nuklir"

Baca juga: Giring Ganesha bacakan cerpen sapa disabilitas di Surabaya

Baca juga: Gugah minat generasi muda, Lomba Baca Cerpen Betawi digelar di TIM

 

Pewarta: Riza Fahriza-Akhyar Rosidi
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022