Jakarta (ANTARA) - China pada Selasa (25/1) menerbitkan rencana pengembangan industri konstruksi selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) untuk mendorong sektor pilar perekonomian negara tersebut ke arah yang lebih hijau, lebih pintar, dan lebih aman.

Industri itu akan mempertahankan porsi enam persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) China hingga 2025, menurut dokumen dari Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China.

Rencana itu menyatakan bahwa industri tersebut akan memodernisasi rantai industrinya dengan lebih signifikan, membentuk tahap awal sistem produksi rendah karbon dan hijau, melakukan aplikasi teknologi informasi yang lebih luas, serta terus meningkatkan keamanan dan kualitas bangunan.

Secara spesifik, bangunan-bangunan prefabrikasi, yang sebagian atau seluruhnya diproduksi di pabrik dan kemudian diangkut ke lokasi konstruksi untuk dirakit, akan mencakup lebih dari 30 persen konstruksi baru di negara tersebut. Jumlah limbah bangunan di lokasi-lokasi konstruksi baru akan lebih rendah dari 300 ton per 10.000 meter persegi.

Pemerintah akan mempromosikan penggunaan teknologi informasi, seperti Internet of Things (IoT) dan mahadata (big data), di sektor bangunan dengan mendorong kerja sama antara perusahaan konstruksi, perusahaan internet, dan institut riset.

Rencana itu menyoroti penerapan robot konstruksi secara massal dalam beberapa bidang pada 2025.

Sejumlah upaya akan dilakukan untuk mempromosikan robot produksi suku cadang, mempercepat penelitian dan pengembangan untuk robot di lokasi konstruksi, serta mengeksplorasi skenario aplikasi bagi robot yang digunakan untuk operasional dan pemeliharaan.

Menyongsong 2035, rencana itu mengantisipasi bahwa sektor konstruksi akan mewujudkan industrialisasi yang komprehensif, dengan peningkatan signifikan pada kualitas bangunan dan kemampuan inovasi bisnisnya, sembari menunjukkan daya saing terdepan di dunia, terutama dalam bidang konstruksi cerdas.

Sektor konstruksi China telah memainkan peran yang semakin penting dalam menggenjot perekonomian dan menstabilkan lapangan kerja. Pada periode Rencana Lima Tahun ke-13 (2016-2020), nilai tambah sektor itu tumbuh 5,1 persen per tahun, mencakup lebih dari 6,9 persen dari PDB. Pada 2020, sektor itu menyediakan lapangan kerja bagi 53,66 juta warga.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022