Jumlah kasus DBD di Kendari selama 2021 sebanyak 211 kasus, dari jumlah itu sebanyak empat kasus di antaranya meninggal dunia
Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, mencatat empat kasus meninggal dunia akibat terserang penyakit demam berdarah dangue (DBD) di daerah itu selama 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Senin, mengatakan secara keseluruhan total kasus DBD di daerah setempat sebanyak 211 yang tersebar di 11 kecamatan.

"Jumlah kasus DBD di Kendari selama 2021 sebanyak 211 kasus, dari jumlah itu sebanyak empat kasus di antaranya meninggal dunia," katanya.

Baca juga: Cakupan vaksinasi COVID-19 di Kota Kendari capai 91,47 persen

Ia menyebut sebaran kasus meninggal tersebar di tiga kecamatan di antaranya Kecamatan Puuwatu dua orang, serta Kecamatan Mandonga dan Kadia masing-masing satu kasus meninggal.

Rahminingrum menyampaikan secara umum kasus DBD di Kota Kendari menurun dalam tiga tahun terakhir dimana pada tahun 2019 tercatat 450 kasus dengan kasus meninggal dua, tahun 2020 turun menjadi 307 kasus dengan enam kasus meninggal.

Baca juga: BLK Kendari beri 9 keterampilan kerja di awal 2022

Ia menjelaskan sebaran terbanyak kasus DBD berada di Kecamatan Baruga sebanyak 46 kasus, Kecamatan Kadia 37 kasus, Kecamatan Puuwatu dan Kendari Barat masing-masing 33 kasus.

Selanjutnya, Kecamatan Wua-wua 18 kasus, Abeli 14 kasus, Poasia sembilan kasus, Mandonga delapan kasus, Kambu enam kasus, Kendari lima kasus, dan Kecamatan Nambo dua kasus.

Ia mengajak masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memberantas penyakit DBD.

Baca juga: Dinkes: Vaksinasi di Kendari capai 85,28 persen dari sasaran

"PHBS serta mau menjaga lingkungan dan membersihkan rumah sendiri baik di dalam maupun di luar rumah itu penting mencegah DBD," kata dia.

Dia juga meminta masyarakat agar melakukan 3M plus yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

"Jika masyarakat memastikan di masing-masing rumah dan lingkungan, tidak memelihara jentik maka tidak akan ada DBD," kata Rahminingrum.

Baca juga: Dinkes Kendari: 59 persen warga lansia sudah jalani vaksinasi COVID-19

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022