Pemkot Ambon memberikan apresiasi USAID dan Kementerian PPN/ Bappenas yang telah menetapkan Kota Ambon sebagai salah satu penerima manfaat dari CCBO.
Ambon (ANTARA) - Kota Ambon menjadi kota pertama di Indonesia yang mengimplementasikan program Kota Bersih Langit Biru atau Clean City Blue Ocean (CCBO).

Peluncuran program CCBO, Kamis itu  merupakan kerja sama antara United States Agency For Internasional Development (USAID) Indonesia dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon.

Asisten 1 Bidang Tata Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon, Elkyopas Silooy menyatakan, sampah tidak hanya menjadi isu nasional, tetapi telah menjadi perhatian global, didorong oleh percepatan urbanisasi, dan pertumbuhan populasi.

"Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2008 menyatakan bahwa pertambahan jumlah sampah disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam” katanya.

Kota Ambon sebagai ibukota provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, berimplikasi langsung terhadap kecenderungan buangan atau limbah yang meningkat dan bervariasi.

Pemkot Ambon memberikan apresiasi USAID dan Kementerian PPN/ Bappenas yang telah menetapkan Kota Ambon sebagai salah satu penerima manfaat dari CCBO.

Hal ini, dapat membantu Pemkot dalam rangka peningkatan sistem pengelolaan sampah perkotaan yang berkelanjutan untuk mencegah kebocoran plastik, serta menciptakan kota yang lebih bersih dan laut yang lebih sehat.

Direktur Perumahan dan Pemukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti, menyatakan secara nasional pemerintah Indonesia memiliki target untuk pengelolan sampah 100 persen di tahun 2024.

Secara nasional target pengelolan sampah pada 2024 adalah 100 persen, dimana 80 persen ditangani, dan pengurangan sampah sebesar 20 persen.

Sedangkan saat ini penanganan sampah baru mencapai 54, 85 persen, dengan pengurangan 0,08 persen. Untuk Maluku pada tahun 2019, penanganan sampah 45,18 persen dengan pengurangan 0,1 persen.

Mengatasi hal itu, berbagai program dan kerjasama dilakukan bersama berbagai pihak salah satunya CCBO-USAID yang dilaksanakan di tiga kota yakni Ambon, Semarang, dan Makassar.

"Meski baru dilakukan di tiga kota, ini menjadi kesempatan yang langka dimana kita bisa mendapatkan asistensi teknikal sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik," ujarnya

Director Urban Environtemnt USAID, Ryan Waddle menjelaskan, tantangan berat dihadapi Indonesia dalam pencemaran sampah plastik karena laju urbansiasi dan pertumbuhan penduduk di kota pesisir.

Implementasi CCBO, kata Waddle, akan berkerjasama dengan organisasi lokal, dengan program hibah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mempromosikan perubahan perilaku sosial, serta mengembangkan pasar daur ulang di tingkat lokal dan nasional.

USAID melalui CCBO akan memberikan asistensi teknikal dalam mengatasi masalah sampah dari sumbernya dengan memperkuat sistem pengelolaan sampah di masyarakat.

Ujicoba solusi inklusif dan berkelanjutan, mempromosikan Reduce, Reuse dan Recycle, Memperkuat sistem lokal dan kemitraan dengan stakeholder di tiga kota pelaksana CCBO, yakni Ambon, Semarang dan Makassar," tandasnya.
Baca juga: AS berkomitmen terus dukung penyediaan air bersih di Indonesia
Baca juga: Kota Malang jadi percontohan pengeringan lumpur limbah domestik
Baca juga: Wali Kota Kediri dan USAID bahas kesetaraan disabilitas

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022