Lebak (ANTARA) -
 
 
Kamar Dagang dan Industri ( Kadin) menjamin Indonesia tidak akan terjadi krisis energi, walaupun pemerintah membuka kembali ekspor pertambangan batu bara.

 
 
"Insyallah, kita meyakini tidak akan terjadi krisis energi," kata Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid saat pelantikan Kadin Provinsi Banten di Lebak, Rabu.

 
 
Produksi batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia lebih besar dibandingkan kebutuhan, sehingga tidak akan terjadi krisis energi listrik.
 
 
 
Meskipun pemerintah kini kembali membuka ekspor, karena persoalan ini adalah persoalan untuk kebangsaan.

 
 
Karena itu, Kadin  sepakat dan mendukung kebijakan pemerintah mengekspor pertambangan batu bara.
 
 
 
"Kami sangat mendukung ekspor pertambangan batu bara untuk kebangsaan itu, " katanya menjelaskan.
 
 
 
Menurut dia, hingga kini persediaan batu bara melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan energi.

 
 
Produksi batu bara dari total 50 juta ton per bulan, namun kini yang terserap oleh PLN sekitar 10 juta ton per bulan.

 
 
Dengan demikian, produksi batu bara untuk kebutuhan energi melimpah dan tidak akan terjadi sumber pembangkit listrik.

 
 
"Saya kira tidak ada masalah jika pemerintah membuka ekspor batu bara, " katanya menjelaskan.
 
 
 
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) mengeluarkan kebijakan melarang perusahaan pertambangan batu bara untuk ekspor.

 
 
Kebijakan itu tertuang dalam surat dengan NomorB-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2021.

 
 
Larangan ekspor batubara ini berlaku mulai 1 Januari 2022 hingga 31 Januari 2022 sehubungan dengan rendahnya pasokan batubara untuk pembangkit listrik domestik.

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022