Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Perum LKBN Antara biro Nusa Tenggara Barat menggelar diskusi halaman belakang bincang-bincang dengan seniman dan budayawan dalam rangka mengkampanyekan kopi Lombok.

Kegiatan yang didukung Komunitas Akar Pohon dan Buncitmen Coffee mengangkat tema "Kopi Sastra dan Kopi Budaya" dan dihadiri oleh Gerilyawan Kesenian Ary Juliyant serta Sastrawan Kiki Sulistyo sebagai narasumber.

"Ngopi dengan musik saya pikir seksi, karena mengandung semangat, apalagi kita tahu sejarah kopi itu sendiri," kata Ary selesai membawakan dua lagu tentang kopi di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, budaya ngopi di Lombok telah menjadi tradisi sejak dulu, meskipun cara ngopinya berbeda. Sehingga ketika ia datang ke Lombok kaget ketika minum kopi yang dicampur dengan beras dan rasanya manis.

Baca juga: Yuk... mari bersulang dengan kopi Senaru!

Baca juga: Korsel minta tambahan 100 ton kopi Lombok Utara


"Setiap orang di Lombok juga ketika berkumpul atau bertamu selalu menawarkan minum kopi. Ngopi itu telah menjadi budaya dan tidak ada habisnya," katanya.

Disinggung terkait ngopi dengan dunia musisi? Ia mengatakan, ngopi bagi dunia musik itu telah menjadi kebiasaan dan bisa mendatangkan aspirasi. Selain itu, ngopi juga bisa membuat orang bergairah dan memberikan motivasi dalam membahas banyak hal ketika menikmati kopi.

Sehingga fenomena kopi itu dianggap spesial, karena ngopi itu tidak mesti dicampur. "Minum kopi juga bisa dijadikan musik, ngopi luar biasa bagi musisi maupun sastra," katanya.

Sementara itu, Kiki Sulistyo salah satu Sastrawan NTB mengatakan, Kopi dan sastra itu dekat, karena ngopi bisa menjadi motif dan ruang baru tempat berkumpul komunikasi sastrawan maupun komunitas lainnya.

"Setiap pagi saya pasti ngopi. Ngopi bisa membantu meringankan pikiran dan membantu menjalankan pekerjaan. Gagasan yang muncul ketika membuat karya tulis itu peran dari kopi," katanya.

Dikatakan, peran kopi itu tidak hanya membuat pikiran jernih, namun banyak hal dampak dari kopi itu seperti tumbuhnya warung kopi, meskipun saat ini warung kopi itu telah berubah menjadi coffee shop tempat orang berkumpul.

"Kopi itu bisa dijadikan sebagai bagian dari karya sastra oleh para sastrawan," katanya.

Jenis kopi yang ada di Indonesia cukup banyak, sehingga pengusaha Kopi Lombok harus memiliki strategi dalam pemasaran dan brand sendiri, supaya tetap dicari seperti kopi lainnya.

"Kopi Lombok telah dikenal seperti Kopi Sembalun, namun bagaimana para pelaku usaha kopi itu harus bisa masuk dalam tren pasar saat ini dan bisa menjadi pilihan bagi penikmat kopi," katanya.

Baca juga: Lewat para pendaki Rinjani, Kopi Senaru Lombok tembus ke mancanegara

Baca juga: Eksportir NTB siap kirim kopi ke Irlandia

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022