Jakarta (ANTARA/JACX) - Di Twitter, narasi soal munculnya varian baru COVID-19 bernama Florona ramai dibahas warganet.

Sejumlah pengguna media sosial berlambang burung biru itu juga terlihat menyandingkan Florona dengan beberapa varian COVID-19 yang telah diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk Delta dan Omicron.

Berikut narasinya:
"Virus: Corona,varian Delta, Omicron, Florona, Next..
Mbok uwes Nek gae uwong
Podo sengsoro..#censu."

Lalu, benarkah Florona merupakan varian baru COVID-19?
 
Penjelasan:
WHO menerangkan Florona adalah dua penyakit, yakni gabungan dari flu dan corona, yang terjadi pada waktu bersamaan, sebagaimana diberitakan ANTARA.

Narasi yang menyebutkan bahwa Florona merupakan varian baru COVID-19 adalah keliru.

Kasus pertama Florona terdeteksi di Israel dan ditemukan pada seorang wanita hamil yang dirawat di rumah sakit untuk melahirkan.

Wanita itu diketahui tidak divaksinasi untuk kedua virus tersebut.

Florona terjadi di tengah meningkatnya kasus varian Omicron dan Delta. 

Pendiri serta direktur Ujala Cygnus Group of Hospitals India Dr. Shuchin Bajaj menyebutkan kemungkinan keparahan Florona lebih besar karena dapat menyebar lebih cepat.

"Kedua virus tersebut dapat mendatangkan malapetaka di dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit lain juga. Inilah sebabnya harus menjadi perhatian," kata Shuchin Bajaj.

Mayoclinic.org juga menyebutkan serangan COVID-19 dan flu secara bersamaan dapat menimbulkan komplikasi serius, layaknya pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, gagal organ, serangan jantung, radang jantung atau otak, stroke, bahkan kematian.

Klaim: Varian COVID-19 baru bernama Florona
Rating: Misinformasi

Cek fakta: Hoaks! Tautan pendaftaran bantuan COVID-19 bagi pemilik E-KTP

Cek fakta: Hoaks! Varian delta berasal dari vaksin COVID-19

Cek fakta: Hoaks! Booster COVID-19 akibatkan pejabat kesehatan Bulgaria meninggal

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022