Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya ingin menyiapkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) beserta koperasi di tahun 2022 lebih siap menghadapi krisis maupun perubahan lingkungan di masa yang akan datang.

Pada tahun depan, disebutkan akan menjadi fase pemulihan transformatif (transformative recovery) dari Kementerian Koperasi dan UKM seiring keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi COVID-19 sehingga membuat keadaan ekonomi tahun ini lebih baik.

“Pemulihan transformatif itu tidak sekedar tumbuh seperti kondisi sebelum pandemi COVID-19, tapi kita menyiapkan UMKM agar memiliki tingkat resiliensi yang lebih tinggi,” ungkapnya dalam konferensi pers Refleksi 2021 dan Outlook 2022, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Teten sampaikan capaian Kementerian Koperasi dan UKM selama 2021

Adanya ancaman krisis bukan hanya mengenai wabah saja, lanjut dia, tetapi juga berbagai perubahan teknologi dan ekonomi global yang bergerak sangat dinamis.

Karena itu, pihaknya ingin menyiapkan UMKM berdaya tahan kuat sehingga bisa menjadi modal untuk meningkatkan kemampuan adaptasi maupun transformasi.

Upaya pemulihan transformasi dinilai harus melibatkan anak muda generasi milenial dan Z yang mencapai 63,69 persen dari total 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia. Begitu pula dengan peran perempuan, anak muda, dan isu ekonomi hijau yang akan menjadi penggerak ekonomi ke depan.

“Kepemimpinan Indonesia di G-20 menjadi momentumnya,” kata Menkop.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa fase pemulihan transformasi memiliki tiga agenda.

Baca juga: Teten: Bisnis pesantren dapat jadi tulang punggung ekonomi syariah RI

Pertama ialah sebanyak 70 persen prioritas program akan menyasar langsung kepada pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan, serta fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan.

Kedua yatu mendorong pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil.

Hanya dengan sektor riil, tutur Teten, maka akan terbuka lapangan pekerjaan lebih luas dan memperkuat kemandirian pangan nasional.

“Pembiyaaan LPDB kita patok 40 persen untuk sektor riil agar juga memacu pembiayaan perbankan dan non perbankan lebih terkonsolidasi ke dalam ekosistem sektor riil,” kata Menkop.

Adapun pemulihan transformatif terakhir ialah menargetkan 30 persen dari total UMKM masuk ke dalam ekosistem digital, yakni 20 juta UMKM pada tahun depan.

Menkop optimistis kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) akan tercapai lebih dari 6,2 persen atau di atas target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di 2024 yaitu 5,5 persen, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 63 persen, lalu rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,75 persen.

Kemudian juga koperasi modern sebanyak 150 unit, kontribusi ekspor UKM terhadap ekspor non migas sebesar 15,8 persen, rasio kredit perbankan di atas 20 persen, usaha mikro yang bertransformasi dari informal ke formal di 2022 bertambah menjadi 5,5 juta UMKM.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021