Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kegiatan ekonomi bisnis pesantren dapat menjadi tulang punggung ekonomi syariah Indonesia.

Hal ini mempertimbangkan data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2020 yang menyebutkan bahwa jumlah Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) aktif di Indonesia sebanyak 2.439 unit.

“Tidak hanya itu, melalui Koppontren pesantren diharapkan tidak hanya mencetak santri yang mumpuni dalam bidang agama, namun juga entrepreneur muda (santripreneur) yang kontributif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya dalam pengukuhan pengurus dan pengawas induk Kopontren/Inkopontren periode 2021-2026 sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Rabu (28/12).

Baca juga: Koperasi mantan napi terorisme target pasok produk ke 1.000 pesantren

Menurut dia, tercatat Indonesia memiliki 27.722 pesantren yang terdiri dari 4,2 juta santri. Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, tetapi juga pemberdayaan ekonomi santri dan masyarakat sekitar.

Dalam kegiatan pengukuhan tersebut, diharapkan agar pengurus dan Dewan pengawas yang baru dapat semakin berkembang, modern, mendorong potensi Koppontren menjadi holding bisnis, serta berkontribusi dalam perekonomian nasional.

”Koppontren mempunyai potensi besar untuk menjadi satu kekuatan ekonomi umat, jika kemampuan manajerial, modernisasi, jaringan usahanya ditingkatkan,” kata Menkop.

Ketua Dewan Pembina Inkopontren Sandiaga Uno mengatakan sejak lima tahun lalu, inkopontren telah lahir kembali dengan melakukan penataan ulang administrasi perijinan, serta pranata bisnis lainnya termasuk teknologi.

Baca juga: KKP dorong pesantren berperan jadi sentra ekonomi masyarakat

“Inkopontren juga membawa optimisme dan mencerminkan bidang-bidangnya sebagai sebuah entitas bisnis dan saya melihat bahwa kesempatan ini merupakan peluang untuk mempertanankan entitas bisnis, tapi juga mengambil peluang sebagai pemenang,” ujar dia.

Selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia menyebutkan bahwa terdapat beberapa program dari pihaknya yang dapat diselaraskan dengan Inkopontren, seperti santri digitalpreneur.

Platform tersebut ditujukan untuk memberikan edukasi kepada para santri untuk meningkatkan kemampuan mereka baik secara teknis maupun non teknis di bidang ekonomi digital dan produk kreatif.

“Seluruh peserta berkesempatan magang. Ini bisa dimanfaatkan bukan hanya mengembangkan usaha, tapi juga sebagai sarana tarbiyah, berdakwah melalui platform digital,” sebut Menparekraf.

Adapun susunan pengurus Inkopontren periode 2021-2026 yaitu Ketua Dewan Pembina Sandiaga Salahuddin Uno, Ketua Dewan Penasihat dan Pakar Jimly Asshidiqie, Ketua Dewan Pengawas Ferry Juliantoro, Ketua Umum Mohammad Sukri, Sekretaris Umum Hapi Zajuli, dan Bendahara Muhammad Azhari.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021