Data dari Departemen Kepolisian New York (NYPD) menunjukkan bahwa hingga 19 Desember, jumlah penembakan di lima wilayah di kota tersebut mencapai 1.526, dibandingkan dengan 1.490 pada periode yang sama tahun lalu.
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.828 orang tertembak di New York City sepanjang tahun 2021, melampaui angka 1.821 dalam periode yang sama pada 2020, sebagai tahun lonjakan kejahatan terburuk dalam lebih dari satu dekade.

Data dari Departemen Kepolisian New York (NYPD) pada Sabtu (25/12) menunjukkan bahwa hingga 19 Desember, jumlah penembakan di lima wilayah di kota tersebut mencapai 1.526, naik dibandingkan dengan 1.490 pada periode yang sama tahun lalu.

Selama beberapa hari terakhir setelah 19 Desember, aksi penembakan terus berlanjut di kota itu.

Menurut NYPD, tercatat lima orang tertembak pada malam menjelang Natal dalam dua insiden terpisah di Brooklyn, dan seorang agen keamanan sekolah NYPD berusia 27 tahun yang ditembak hingga meninggal pada Kamis (23/12) di Queens, dengan dua lainnya terluka dalam kasus yang sama.

Kejadian tersebut menjadikan jumlah korban dan insiden penembakan tahun ini semakin tinggi.

Menurut statistik di situs web NYPD, New York City mencatat 1.868 korban penembakan pada 2020, meningkat tajam 102 persen dari jumlah 923 pada 2019. Sementara insiden penembakan naik dari 777 menjadi 1.531, melonjak 97 persen.

Sepanjang 2020, korban penembakan sebagian besar berasal dari kelompok minoritas, dengan 73,9 persen di antaranya warga kulit hitam dan 22,5 persen Hispanik, demikian data statistik NYPD.

Warga kulit hitam dan Hispanik masing-masing juga mencakup 65,0 persen dan 26,4 persen korban pembunuhan di New York City pada 2020.
 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2021