Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan pengalaman emosionalnya saat merancang bangunan Museum Tsunami Aceh di Kota Banda Aceh, yang didesain sebagai simbol pengingat peristiwa gempa bumi dan tsunami yang memporak-porandakan Tanah Rencong pada 2004, pusat edukasi, serta selter pada masa darurat bencana.

"Pada saat itu saya belum jadi wali kota, saya sebagai arsitek, sudah mendesain banyak bangunan, tapi mendesain yang paling emosional dan meneteskan air mata adalah pada saat mendesain Museum Tsunami Aceh," katanya saat menghadiri acara peringatan 17 tahun tsunami Aceh di Ulee Lheu, Banda Aceh, Minggu.

Dalam acara yang antara lain dihadiri oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani itu, Ridwan Kamil menuturkan bahwa masyarakat Aceh menitipkan sebuah memori kolektif kepadanya saat mempercayakan perancangan bangunan Museum Tsunami Aceh.

Ia mengatakan bahwa di dalam Museum Tsunami Aceh ada ruang pengingat, sumur doa, dan nama-nama korban gempa dan tsunami Aceh.

Namun, ia melanjutkan, bangunan museum itu tidak hanya dirancang sebagai pengingat peristiwa tsunami 17 tahun silam, tetapi juga sebagai tempat belajar mengenai kebencanaan.

"Bagaimana anak, cucu kita bisa belajar menyambut masa depan dengan lebih baik dan lebih selamat," katanya.

"Museum itu sangat terbuka, saya menghadirkan tempat yang tidak angker. Jadi orang-orang, setiap hari, jika rindu, butuh istirahat, silakan datang tanpa harus masuk ke dalamnya," ia menambahkan.
 
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tak kuasa menahan air mata saat mengunjungi Museum Tsunami Aceh, yang bangunannya dia rancang, di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar)


Ridwan Kamil berharap museum yang dinobatkan sebagai destinasi wisata populer di Indonesia itu bisa terus menemani perjalanan masyarakat Aceh.

"Usia Museum Tsunami Aceh sudah 14 tahun dan mudah-mudahan terus menemani perjalanan gemilang masyarakat Aceh," katanya.

Gempa bumi dengan kekuatan 9,2 skala Richter dan tsunami yang terjadi pada Minggu, 26 Desember 2004, membuat bumi Serambi Mekkah porak poranda dan menyebabkan kematian 200 ribu orang lebih.

Masyarakat Tanah Rencong setiap tahun memperingati kejadian gempa dan tsunami yang terjadi 17 tahun lalu dan mengirimkan doa bagi orang-orang yang kehilangan nyawa akibat bencana alam besar itu.

"Saat peristiwa itu, kami yang mencintai masyarakat Aceh, mengirimkan relawan, menyumbangkan harta, mengirimkan tenaga dan mengirimkan karya, untuk kembali membangkitkan semangat masyarakat Aceh," kata Ridwal Kamil.

Baca juga:
Ridwan Kamil: Fungsi utama Museum Tsunami Aceh untuk penyelamatan
Museum Tsunami Aceh dianugerahi destinasi wisata unik terpopuler API

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021