Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane menekankan pemerintah perlu menggencarkan tes pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) pada para suspek COVID-19 untuk mencegah penularan akibat Omicron.

“Yang menjadi catatan kami untuk hal genome sequencing, sesuai dengan instruksi WHO, dilakukan pada saat suspek dan probable. Jadi, tidak hanya mereka yang terkonfirmasi positif yang dilakukan whole genome sequencing, tetapi pada mereka yang suspek dan probable,” kata Masdalina dalam Dialog Produktif Kabar Kamis yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Masdalina menjelaskan pemeriksaan melalui tes WGS itu dapat dilakukan pada orang yang masuk dalam kriteria epidemiologis seperti pelaku perjalanan yang memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit varian Omicron.

Baca juga: Mendagri tekankan tiga prinsip cegah penyebaran varian Omicron

Menurutnya, pemeriksaan itu perlu digencarkan karena saat ini hampir lima negara sudah melaporkan kematian dengan Omicron.

Meskipun rata-rata kematian yang terjadi disebabkan oleh pasien komorbid seperti di Inggris, Amerika Serikat dan Israel.

Selain karena laporan kematian, Omicron juga memiliki penularan yang sangat cepat melebihi varian Delta berkali-kali lipat. Sehingga, perlu antisipasi khusus untuk mencegah penularan terjadi dalam waktu dekat.

“Varian Omicron itu ada beberapa literatur mengatakan meningkat lima kali lipat dari varian yang awal. Jadi, kalau varian awal itu antara dua sampai empat (yang bisa tertular), maka dia bisa menularkan antara 10 sampai 40 orang,” tegas dia.

Ia mengatakan pemerintah perlu mengingat pengalaman akan varian Delta yang memiliki gejala ringan, namun cepat menyebar. Ringannya gejala itu kemudian membuat para penduduk lanjut usia (lansia) dan penderita komorbid banyak yang meninggal dunia.

Baca juga: Pakar sebut 'whole genome sequencing' Indonesia perlu ditingkatkan

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah perkuat WGS tangani pandemi


Oleh sebab itu, dia meminta pemeriksaan itu digalakkan untuk menghadapi varian Omicron sebagai bentuk kewaspadaan yang lebih tinggi lagi.

“Untuk varian Delta mungkin gejalanya hanya ringan saja, tanpa gejala. Tapi, kemudian kita lihat ketika mereka masuk, mereka yang usia tua dan komorbid, angka kematian kita meningkat dengan cukup signifikan. Itu yang harus kita jaga,” ucapnya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021