Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan peletakan batu pertama (grounbreaking) sebagai dimulainya pembangunan Taman Sains dan Tanaman Herbal Hortikultura (TSTHH) di Desa Aek Nauli, Pollung, Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.

Menko Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa TSTHH harus dikembangkan dan menjadi pusat kerja sama penelitian dunia serta menumbuhkan kawasan ekonomi baru di Humbahas dan Sumatera Utara.

Luhut mengatakan bahwa kawasan ekonomi baru di Humbahas ke depan bisa menggerakkan perekonomian daerah hampir 200 juta dolar AS.

"Research ini sudah kita kerja samakan dengan berbagai universitas seperti Lusiana University, USU, Universitas Indonesia, jadi penelitian ini bersifat global. Nah, perencanaan ini semua dilakukan oleh ITB," ucap Menko Marves.

Berangkat dari ini, Luhut menegaskan TSTHH ini akan menjadi salah satu taman herbal dan hortikultura dan pengembangan genom teknologi yang akan digarap dalam dua tahun ke depan dan berharap tahap pertama harus selesai pada akhir tahun.

"Dengan begitu perekonomian bisa bertumbuh sehingga baik rakyat dan petani kita bisa menikmati dan ini juga yang akan kita transfer ke tempat-tempat lain yakni hasil rekayasa yang dilakukan ini, saya kira kita akan semakin baik ke depan," kata Luhut.

Sementara itu, Mentan Syahrul mengatakan siap mengerahkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mewujudkan pengembangan penelitian sains dan teknologi tanaman herbal dan hortikultura Humbahas.

"Saya siap mengintervensi pekerjaan ini, Jenderal. Peran negara harus hadir di setiap tempat dan research sains dan teknologi seperti ini sangat kita dibutuhkan," kata Mentan.

Syahrul pun berkomitmen untuk berinovasi dalam mempersiapkan pangan rakyat Indonesia utamanya menghadapi berbagai tantangan yang luar biasa bagi pertanian seperti global warming dan perubahan cuaca yang saat ini menjadi perhatian khusus dunia.

"Indonesia sudah menghadapi COVID-19 selama dua tahun ini dan solusinya tentu tidak hanya berupa medical solution dan vaksin, tetapi makanan juga menjadi solusinya. Jadi, ini harus digarap secara serius di seluruh Indonesia," kata Mentan.

Syahrul yang juga akrab disapa SYL itu pun meminta sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah Sumatera Utara dilakukan dengan perencanaan mulai dari hulu hingga hilir.

Pada 2022, Kementan akan mengerjakan pembuatan demontration plot (demplot) pengembangan budi daya tanaman herbal dan hortikultura dengan luasan 20 hektare di sisi kawasan TSTHH serta budi daya jagung seluas 12 ha.

"Kita garap jadi hasilnya harus jelas terukur. Kalo kita garap sedikit sedikit nanti tidak bisa sampai hilirisasinya, tidak sampai industri primernya. Jadi, kita harus mengarah ke industri karena kita harus bisa jamin makan rakyat," kata SYL.

TSTHH merupakan suatu kawasan yang dirancang untuk mewujudkan semua ide, gagasan dan kemampuan Indonesia dalam bidang keanekaragaman sumberdaya genetik (biodiversity), kearifan lokal (tradisional knowledge), keanekaragaman lingkungan (geodiversity) untuk menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi baru untuk meningkatkan perekonomian, kesejahteraan, derajat kesehatan dan kapasitas SDM.

Provinsi Sumatera Utara umumnya dan wilayah Kabupaten Humbahas dan sekitarnya sejak dulu merupakan penghasil aneka rempah dan obat-obatan yang terkenal di dunia, antara lain barus, kemenyan serta kamper. Komoditas tersebut telah dikenal sejak lama di pasar dunia dan merupakan sumber mata pencaharian masyarakat.

Baca juga: Luhut sebut kawasan industri hijau Kaltara garap "future industries"
Baca juga: Luhut tegaskan posisi Indonesia sebagai penyeimbang China dan AS
Baca juga: Mentan perkuat hilirisasi komoditas hortikultura

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021