Secara khusus, outcome document (resolusi) ini mengapresiasi inisiatif Indonesia di sela-sela Sidang Umum PBB yang lalu untuk menyoroti situasi kemanusiaan Afghanistan dan keinginan kuat negara-negara Islam untuk membantu mengatasi situasi kemanusiaa
Jakarta (ANTARA) - Pertemuan luar biasa negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada Minggu (19/12) di Islamabad menghasilkan dua dokumen, salah satunya Resolusi tentang Situasi Kemanusiaan di Afghanistan.

"Pertemuan darurat OKI hari ini menghasilkan dua outcome documents, yaitu Resolution on the Humanitarian Situation in Afghanistan dan Islamabad Declaration Concerning the Cause of Palestine and Al-Quds Al-Sharif," kata Menlu Retno Marsudi seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI  di Jakarta, Senin.

Pertemuan Luar Biasa Menlu OKI, yang membahas mengenai situasi kemanusiaan di Afghanistan, dilaksanakan di Islamabad pada Minggu (19/12).


Baca juga: ETIM, di antara janji Taliban yang terserak


Menurut Menlu Retno, Resolusi tentang Situasi Kemanusiaan di Afghanistan yang merupakan dokumen hasil dari pertemuan OKI itu berisi sejumlah langkah untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afganistan.

Langkah pertama adalah mendorong badan-badan PBB yang relevan untuk bekerja sama dengan OKI menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat
Afghanistan.

Kedua, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera mengirimkan bantuan kemanusiaan secara berkesinambungan kepada rakyat Afghanistan.

Ketiga, memperkuat kantor OKI di Kabul Afghanistan untuk dapat memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan bagi rakyat Afghanistan.

Keempat, menetapkan bahwa Sekretaris Jenderal OKI untuk berkoordinasi dengan organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk mengamankan pasokan vaksin dan obat-obatan yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi COVID-19.


Baca juga: Babak baru Beijing-Taliban

Kelima, menekankan pentingnya upaya memberantas terorisme dan memastikan Afghanistan tidak dijadikan tempat untuk aktivitas terorisme.

Keenam, mendorong seluruh pihak di Afghanistan untuk mengupayakan inklusivitas, antara lain melalui penyusunan peta jalan untuk meningkatkan partisipasi seluruh kalangan di Afghanistan, termasuk kaum perempuan, dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat di Afghanistan.

Ketujuh, membentuk Dana Perwalian Kemanusiaan (Humanitarian Trust Fund) untuk Afghanistan di bawah Islamic Development Bank (IDB).

Kedelapan, menunjuk Asisten Sekretaris Jenderal OKI untuk Urusan Kemanusiaan, Budaya dan Keluarga sebagai utusan khusus OKI untuk Afghanistan.


Baca juga: WFP: Afghanistan terancam kelaparan, kemiskinan di bawah Taliban

"Secara khusus, outcome document (resolusi) ini mengapresiasi inisiatif Indonesia di sela-sela Sidang Umum PBB yang lalu untuk menyoroti situasi kemanusiaan Afghanistan dan keinginan kuat negara-negara Islam untuk membantu mengatasi situasi kemanusiaan tersebut," ujar Menlu Retno.

Selanjutnya, resolusi tersebut juga memuat beberapa inisiatif yang didorong oleh Indonesia, antara lain usulan pembuatan peta jalan untuk Taliban dalam melaksanakan janji-janjinya serta usulan pengadaan konferensi internasional mengenai peran perempuan.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (UNOCHA) Martin Griffiths menyampaikan bahwa situasi kemanusiaan di Afghanistan sangat memprihatinkan, diantaranya 23 juta rakyat Afghanistan menghadapi ancaman kelaparan; fasilitas kesehatan dipenuhi anak-anak yang kekurangan gizi; 70 persen guru tidak mendapatkan gaji dan jutaan anak dikhawatirkan tidak dapat sekolah.


Baca juga: Menlu RI: OKI bertanggung jawab bantu rakyat Afghanistan

Baca juga: Menyelamatkan Afghanistan dari krisis kemanusiaan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021