Jakarta (ANTARA) - Sayembara Manuskrip Puisi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2021 telah mengumumkan pemenangnya pada Rabu, (15/12), secara daring melalui kanal YouTube resmi Dewan Kesenian Jakarta.

Saat sayembara ditutup pada 30 Agustus 2021, tercatat ada 696 peserta mengisi tautan daring. Namun, hanya ada 457 manuskrip puisi yang terkumpul, datang dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Aceh, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jambi, Gorontalo, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua, dan satu naskah datang dari Swiss.

Baca juga: Bahasa Indonesia jadi prodi kedua bahasa asing di Hefei University

457 manuskrip puisi tersebut kemudian dikirimkan kepada dewan juri yang terdiri dari Dorothea Rosa Herliany, Mario F. Lawi, dan Nezar Patria. Mereka mengungkapkan bahwa para penulis Sayembara Manuskrip Puisi 2021 memiliki keberanian dalam mengeksplorasi tema-tema yang jarang digali penyair lain.

"Tiga pemenang menunjukkan teknik penulis yang matang dengan gaya yang berbeda, serta keberanian mengeksplorasi tema yang jarang digali penyair lain, dulu maupun sekarang, baik tema tersebut dianggap terlalu banal atau malah terlalu kontroversial," kata dewan juri dikutip dari siaran pers, Jumat.

Dalam pertanggungjawabannya, dewan juri memutuskan untuk tidak ada juara pertama. Sebagai gantinya, juara kedua diraih oleh dua orang pemenang yaitu Royyan Julian dengan manuskrip berjudul "Korpus Ovarium: 3 Elegi Kepada Timor" dan Fariq Alfaruqi dengan manuskrip berjudul "Sehimpun Nasihat Masuk Hutan". Keduanya mendapatkan hadiah sebesar Rp15 juta.

Juara tiga diraih oleh Dadang Ari Murtono dengan manuskrip berjudul "Sapi dan Hantu" yang membawa pulang hadiah sebesar Rp10 juta.

Selain itu ada pula naskah yang menarik perhatian juri, yaitu "Jauh dari Newton, Mengakses Duka Anne Sexton" karya Erni Aladjal, "Bertemu Belalang" karya Gaudiffridus S. Naat, dan "Malala" karya Indra Intisa yang masing-masing mendapatkan hadiah sebesar Rp2 juta.

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ merupakan salah satu hajat terbesar di dunia sastra yang digelar perdana pada tahun 2015 oleh Komite Sastra DKJ.



Baca juga: Pemenang lomba esai KBRI Beijing punya ibu penggemar lagu Indonesia

Baca juga: DKJ: Masyarakat berperan hidupkan ekosistem perfilman

Baca juga: Mengenang Toeti Herarty melalui "TOETI, Sang PENGGERAK"

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021