Jakarta (ANTARA) - Aspek pertumbuhan dan aspek perkembangan perlu diperhatikan guna memastikan tumbuh kembang anak berjalan baik, demikian spesialis anak dr. Melisa Lilisari, SpA, MKes dari Klinik Bamed Bintaro.

Melisa menjelaskan, aspek pertumbuhan merupakan aspek fisik yang meliputi angka berat badan anak, tinggi badan anak, dan lingkar kepala anak. Aspek ini harus dilakukan pemeriksaan rutin setiap bulan pada dua tahun pertama untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan yang menandakan permasalahan nutrisi sedini mungkin.


Baca juga: Mitos soal tumbuh kembang anak yang harusnya dihindari

"Caranya adalah dengan memasukkan angka berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin," kata Melisa dalam siaran pers, Jumat.

Sementara aspek perkembangan, lanjut Melisa, menilai tentang peningkatan kemampuan atau kepintaran seorang anak yang dapat dikorelasikan dengan penilaian terhadap maturitas fungsi organ atau kualitas organ anak. Ada empat komponen yang harus dinilai, yaitu motorik kasar, motorik halus, kemampuan komunikasi atau berbicara, sosial, dan kemandirian.

Melisa mengatakan, menilai pertumbuhan dan perkembangan anak sudah pasti akan dilakukan oleh dokter spesialis anak ketika kunjungan biasa atau kunjungan vaksinasi. Namun, orang tua juga dapat membantu memantau dengan memasukkan penilaian ke dalam aplikasi Primaku dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dapat diunduh secara bebas.

Selain itu, lanjut dia, pemberian nutrisi yang baik untuk anak juga harus diberikan pada masa pertumbuhan.

"Pada prinsipnya nutrisi anak yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan adalah komponen makronutrien yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan komponen mikronutrien (berbagai jenis mineral dan vitamin yang terkandung dalam sayur dan buah yang beragam),” jelasnya.

Mengutip data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Melisa mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir masih terdapat beberapa masalah kesehatan anak yang sering terjadi antara lain berat badan lahir rendah (BBLR), gizi buruk atau malnutrisi, dan penyakit menular untuk anak di bawah lima tahun seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, TB paru, dan diare.

“Pada masa pandemi seringkali orang tua khawatir untuk membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan untuk melakukan vaksinasi dan kontrol. Hal ini harus dihindari karena vaksin pada anak tetap menjadi prioritas, untuk menghindari munculnya kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah dieradikasi karena vaksin,” pungkasnya.


Baca juga: BKKBN khawatirkan anak terkena diabetes akibat pola makan tak sehat

Baca juga: Mengenal manfaat bermain untuk tumbuh kembang anak hingga dewasa

Baca juga: Dokter sarankan anak bergerak aktif demi tumbuh kembang yang optimal

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021