Batam (ANTARA) - Sabtu pagi, juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batam Azril Apriansyah mengumumkan seluruh pasien yang dirawat sembuh, tidak ada lagi kasus aktif dan Batam menuju zona hijau.

"Alhamdulillah hari ini seluruh pasien yang dirawat telah sembuh, Batam kembali nol kasus COVID-19," kata Azril dalam beberapa grup pesan di telepon pintar.

Pengumuman yang membuat banyak pihak lega. Karena rasanya, ini pertama kali Batam benar-benar nol kasus aktif COVID-19, sejak Maret 2020.

Namun, sejatinya Batam belum bisa ditetapkan menjadi zona hijau. Karena menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana untuk menentukan perubahan zonasi kuning ke hijau, maka memerlukan waktu 28 hari dengan nol kasus.

Artinya, Batam menjadi zona hijau apabila bisa mempertahankan nol kasus hingga 8 Januari 2022.

Meski belum benar-benar menjadi zona hijau, namun capaian hari ini menjadi satu langkah menghilangkan COVID-19 di kota kepulauan itu.

Baca juga: Satgas sebut Kota Batam nihil kasus COVID-19

Baca juga: Pemkot harap swasta bantu tempat tidur karantina COVID-19 PMI

 
Ratusan PMI antre memasuki Terminal Feri Internasional Batam Centre, beberapa waktu lalu. (ANTARA/Naim)


Benteng Indonesia

Sejak awal COVID-19 menyebar ke beberapa negara pada awal 2020, Batam merupakan daerah yang paling banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bagaimana tidak, daerah itu berbatasan laut dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Ibarat sebuah rumah, Batam adalah pintu gerbang bagi Indonesia. Dari sejumlah pelabuhan internasional di Batam, masuk lebih dari satu juta wisatawan asing setiap tahun. Belum lagi ribuan pekerja migran Indonesia yang menjadikan Batam sebagai daerah persinggahan, dari dan ke Malaysia serta Singapura.

Kondisi ini yang membuat Batam genting bagi pertahanan COVID-19. Cukuplah Batam menjadi gerbang wisman, jangan sampai menjadi pintu masuk penyebaran virus ke Indonesia.

Sesungguhnya Batam menjadi benteng bagi Indonesia dalam menahan virus masuk ke Tanah Air.

Demi menahan arus virus, pemerintah memperketat perbatasan. Wisman dan pebisnis biasa tidak boleh masuk ke Batam. Padahal denyut nadi ekonomi kota itu adalah pariwisata dan industri. Semuanya mengalah, demi menahan penyebaran virus.

Meski begitu, ternyata kasus COVID-19 pertama di Batam merupakan seorang warga yang baru pulang dari pertemuan keagamaan di Pulau Jawa pada Maret 2021. Setelah itu, jumlah warga yang terkonfirmasi terpapar terus bertambah.

Sambil memperketat lalu lintas perbatasan, pemerintah mulai membatasi kegiatan masyarakat. Industri pariwisata menjadi yang pertama terdampak. Sektor pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE) yang menjadi andalan, relatif mati.

Begitu pula sektor industri. Pandemi sempat berdampak pada masuknya bahan baku manufaktur, sehingga produksi terhenti sementara, pekerja dirumahkan.

Saat itu, Batam seperti kota mati. Jalan sepi, hotel lengang, pusat perbelanjaan kosong, pabrik terasa hampa. Batam bagai kota yang tengah berduka atas luka tak berdarah.

Padahal, daerah itu digadang-gadang sebagai lokomotif perekonomian nasional.

Baca juga: Satu sembuh dari COVID-19, sisa 5 warga Batam yang masih positif

Baca juga: Batam kekurangan tempat tidur karantina COVID-19 untuk PMI

 
Personel TNI menyuntikan vaksin COVID-19 kepada warga Kota Batam beberapa waktu lalu. (ANTARA/ Naim)


Keroyokan selamatkan Batam

Sejak awal pandemi COVID-19, semua lini bahu-membahu untuk menyelamatkan benteng Indonesia. Tidak hanya pemerintah pusat, provinsi dan kota saja, juga TNI, Polri, pihak swasta dan Pemerintah Singapura.

Saat pemerintah daerah kesulitan mendeteksi virus karena tidak memiliki laboratorium lengkap, pengusaha menggalang dana dan terkumpul miliaran rupiah. Mereka patungan untuk membeli mesin RT PCR.

"Kita pengusaha di Batam berbuat dan berada di tengah masyarakat untuk menghadapi ini bersama-sama. Masyarakat tidak perlu takut, panik. Kami pengusaha bertanggung jawab, berhati nurani, merah putih. Kalau ada bencana apa pun tidak kabur dari Batam," kata Presiden Direktur Sat Nusapersada Abidin Hasibuan, Rabu (18/3/2020).

Pemerintah Singapura juga turut memberikan sumbangan mesin PCR berikut perlengkapannya untuk membantu mendeteksi COVID-19 di Batam dan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau.

Dari Singapura, juga dikirim jutaan lembar masker, dan ribuan liter konsentrat sanitizer untuk melindungi warga Batam dari paparan Virus Corona. Tidak hanya dari pemerintah negara jiran, melainkan dari yayasan dan perusahaan dari negara jiran.

Warga Singapura yang berdomisili di Batam tidak mau kalah, mereka turut menyumbangkan alat pelindung diri untuk tenaga medis.

Belum lagi bantuan sembako untuk warga terdampak pandemi. Semua pihak, dari berbagai lini berlomba-lomba menyerahkan sumbangan untuk warga.

Dan saat pemerintah memulai kebijakan pemberian vaksin COVID-19, maka Batam menjadi salah satu target utama, bersama Bali dan Jakarta.

Wali Kota Muhammad Rudi dan Wakil Wali Kota Amsakar Achmad terus melakukan pendekatan kepada masyarakat agar mau divaksinasi COVID-19. Sosialisasi terus digencarkan, sehingga di Batam relatif tidak ada penolakan vaksinasi. Bahkan warga berburu untuk mendapatkan imunisasi.

Lagi-lagi, pihak swasta turun tangan dengan membuka sentra vaksinasi di berbagai tempat guna memudahkan masyarakat mendapatkan kekebalan tubuh.

Polri dan TNI, juga BIN tidak kalah gencar melaksanakan vaksinasi, bahkan hingga pulau-pulau yang sulit terjangkau.

Tak ayal, vaksinasi di Batam termasuk yang terbaik di Indonesia. Hingga Jumat (10/12), tercatat sebanyak 99,58 persen warga sasaran telah menerima suntikan vaksin dosis pertama.

Tidak heran jika kemudian, kasus COVID-19 di Batam relatif dapat dikendalikan, bahkan hingga nol kasus aktif pada Sabtu (11/12), meski kota perbatasan itu rawan.

Wali Kota Muhammad Rudi meyakini keberhasilan penanganan COVID-19 di Batam berkat kerja sama semua pihak, termasuk TNI dan Polri.

Ia berharap warga dapat mempertahankan kondisi saat ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Pakai masker, bapak-ibu. Agar virusnya tidak masuk," kata dia Wali Kota saat membuka Batam Batik Fashion Week 2021, akhir November 2021.*

Baca juga: Satgas vaksinasi COVID-19 1.600 pekerja migran di Kota Batam

Baca juga: Pemkot usul PMI tidak dikarantina COVID-19 di Batam

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021