Jakarta (ANTARA) -- Dalam rangka mendukung pengembangan industri herbal Tanah Air Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia (GP Jamu Indonesia) turut berpartisipasi di pameran Indobeauty Expo dan K-Beauty Indonesia Expo yang diselenggarakan pada 24-26 November 2021 di JIExpo Kemayoran Indonesia.

Pada kesempatan ini GP Jamu Indonesia diundang dalam mengisi talkshow membahas mengenai perkembangan obat tradisional.

Perwakilan GP Jamu Indonesia Edward Basillianus mengatakan, mulai 2020 terjadi peningkatan penjualan luar biasa terhadap pola konsumsi masyarakat terhadap penggunaan jamu di Indonesia.

"Hal tersebut dikarenakan pada masa pandemik menjadi momentum emas di mana masyarakat menggunakan obat tradisional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ujarnya dalam paparan materi mengenai “Jamu Modern Fitofarmaka, Kini dan Masa Depan”.

Dirinya menambahkan, saat ini produk jamu di Indonesia meningkat sangat tajam dengan penggunaan bahan baku alam oleh industri setiap tahun mengalami fluktuasi.

"Berdasarkan hasil survey dalam membeli bahan baku bergantung trend permintaan jamu, harga dipasaran dan stok yang dimiliki," tambahnya.

Peran strategis obat tradisional di antaranya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, paradigma jamu mudah diperoleh dan minim menimbulkan efek samping. Selain itu penggunaan jamu bukti kearifan lokal warisan budaya bangsa Indonesia.

Menurut Edward, Usaha Kecil Mikro dan Makro di Masyarakat Indonesia dalam Industri jamu rumah tangga meningkat.

"Oleh karena itu, perlu adanya upaya pengelolaan yang baik dalam penyediaan bahan baku jamu di Indonesia. Sebagai contoh, di USA penjualan no 1 sangat tajam terbesar di dunia yaitu bahan baku dari daun kelor," ungkapnya.

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia RI pada tahun 2020. Kondisi pandemi ini berpotensi membuka peluang bagi upaya pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pengembangan komoditas obat tradisional. Di Jawa Tengah rata-rata penjualan UMKM jamu meningkat sebesar 300-400% per hari dengan variasi jenis jamu yang lebih banyak.

Obat tradisional merupakan kekayaan budaya dan alam Indonesia, serta memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi. Industri obat tradisional di Indonesia bersifat padat karya dan didominasi oleh pelaku UMKM yaitu sebesar 87,2%. Industri ini juga dianggap memiliki backward linkage (keterkaitan ke belakang) yang kuat dengan sektor pertanian. Dengan adanya pandemi, kebutuhan vitamin, suplemen dan obat herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara umum meningkat sehingga industri farmasi yang berada di sektor tersebut memperoleh pertumbuhan yang cukup besar.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021