Industri 4.0 ini mendorong disrupsi di manufaktur maupun jasa konstruksi oleh teknologi-teknologi yang menjadi teknologi utama maupun pendorong industri 4.0
Jakarta (ANTARA) - Fase revolusi industri keempat atau 4.0 yang sekarang sedang dialami oleh Indonesia akan mendorong disrupsi teknologi di sektor manufaktur.

"Industri 4.0 ini mendorong disrupsi di manufaktur maupun jasa konstruksi oleh teknologi-teknologi yang menjadi teknologi utama maupun pendorong industri 4.0," kata Peneliti Muda Asesor INDI 4.0 Kementerian Perindustrian Mas'ud Adhi Saputrad dalam diskusi yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Adhi menyampaikan bahwa kemunculan banyak sensor, teknologi building information modelling (BIM), mix reality, percetakan tiga dimensi dan berbagai teknologi baru lainnya telah merubah teknologi-teknologi lama.

Ada lima indikator yang menandakan perusahaan itu sudah siap memasuki fase industri keempat, yaitu fleksibilitas, produktivitas, connectivity, safety, dan efisien.

Di Indonesia hanya ada dua industri yang masuk World Economic Forum Industry 4.0 Lighthouse, yaitu Schneider Electric di Batam dan Petrosea yang menggarap bisnis pertambangan di Pulau Kalimantan.

"Kalau kelima hal ini sudah tercapai dengan nilai tinggi, maka perusahaan itu dicap sebagai industri yang siap memasuki fase 4.0," ujar Adhi.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Jasa Infrastruktur Kementerian BUMN Hendrika Nora Osloi Sinaga mengatakan pihaknya meminta seluruh BUMN untuk melakukan asesmen INDI 4.0 selambatnya pada tahun depan.

Kegiatan itu guna mengukur kesiapan era revolusi industri 4.0 di perusahaan plat merah.

Nora mengungkapkan bawa permintaan itu telah tertuang dalam surat Menteri BUMN Nomor 797/MBU/10/2021 tanggal Oktober 2021 tentang aspirasi pemegang saham atau pemilik modal untuk penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan tahun 2022.

Di dalam surat itu, Menteri BUMN Erick Thohir berpesan agar perusahaan plat merah yang belum melaksanakan asesmen INDI 4.0 tahun ini wajib melaksanakannya pada tahun depan.

"Bagi BUMN yang belum mencapai skor 3,5 wajib menyusun dan mengimplementasikan roadmap pemenuhan gap, sedangkan BUMN yang telah mencapai skor minimal 3,5 wajib melaporkan implementasi transformasi industri 4.0 pada laporan manajemen triwulan BUMN," ujar Nora.

Baca juga: Kementerian BUMN minta perusahaan plat merah gelar asesmen INDI 4.0
Baca juga: Kemendag: Penerapan "Logistic 4.0" wujudkan perdagangan efisien
Baca juga: Kemenperin unjuk kemampuan Industri 4.0 RI di ajang ITAP 2021

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021