FKP2PT mendukung implementasi program merdeka belajar yang akan menjembatani kampus dengan pelaku usaha
Jakarta (ANTARA) - Forum Kemitraan Konsorsium Perikanan Tangkap (FK2PT) menyatakan sektor perikanan tangkap terbantu dengan penerapan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBK) pada Pendidikan Program Sarjana Perikanan Tangkap.

"FKP2PT mendukung implementasi program merdeka belajar yang akan menjembatani kampus dengan pelaku usaha sehingga proses pembelajaran akan berjalan seiring dan menjawab kebutuhan pelaku usaha," kata Ketua FK2PT Agus Suherman dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.

Ia mengingatkan bahwa saat ini adalah era revolusi industri 4.0, yang membawa konsekuensi pendidikan tinggi untuk melakukan langkah-langkah strategis, sebagai upaya adaptasi terhadap globalisasi pendidikan.

Melalui program merdeka belajar, lanjutnya, para mahasiswa akan mendapatkan kemampuan di lapangan yang mumpuni, sehingga mereka telah siap bekerja di sektor perikanan tangkap saat lulus nantinya.

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan (FPIK) IPB University Dr Fredinan menyatakan konsep MBKM menjembatani kegiatan akademik antara akademisi dengan para mitra.

“Perguruan tinggi memiliki kewajiban melakukan pembinaan proses akademik, dan para mitra memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar yang lebih praktis. MBKM ini sedang dalam proses perencanaan dan mencari bentuk kurikulum yang akan dibangun," kata Dr. Fredinan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Prof Nizam dalam keynote speech yang menyatakan bahwa di tengah perubahan global yang sangat akseleratif, perubahan industri yang sangat cepat, sehingga lapangan pekerjaan akan tergantikan dengan optimasi sistem cerdas dan teknologi, tidak terkecuali di bidang pertanian dan perikanan.

“Itu artinya, apa yang diajarkan kepada mahasiswa bisa jadi dunianya di masa depan akan berbeda. Maka dari itu perlu menjadikan lulusan yang lebih kreatif, adaptif sehingga bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi. Jangan sampai perguruan tinggi dengan dunia kerja yang sangat dinamis ini sebagai mata rantai yang putus," katanya.

Prof. Nizam menegaskan, fokus kampus merdeka adalah tidak membatasi kompetensi mahasiswa, bukan selembar ijazah, bukan harus IPK tinggi, tetapi bisa bekerja atau tidak dengan dunia kompetensinya.

Terkait sektor perikanan tangkap, sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjajaki potensi pemanfaatan inovasi kapal listrik untuk perikanan tangkap guna mendukung prinsip ekonomi biru di Tanah Air.

Menteri Trenggono mengemukakan hal tersebut kala menjajal kapal ferry Ellen yang melayani rute penyeberangan dari Sonderborg ke Aeroskobing, Denmark dan melihat fasilitas pengisian ulang tenaga baterai kapal, didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark Merangkap Republik Lithuania Dewi Savitri Wahab, 28 Oktober 2021.

Kapal yang ditumpangi tersebut menerapkan prinsip ramah lingkungan dan hemat energi dengan tenaga listrik.

"Ini adalah sebuah inovasi yang ramah lingkungan. Dari keterangan pembuat kapal, pihak OMT (Odense Maritime Technology A/S), menyatakan inovasi ini efektif mengurangi emisi," kata Menteri Trenggono.

Diungkapkannya, dalam diskusi dengan pihak galangan dinyatakan saat ini sedang pada tahap penelitian memanfaatkan tenaga listrik diterapkan pada kapal dengan jarak tempuh dan waktu operasional yang lebih lama, seperti jenis kapal perikanan.

Baca juga: PP 85/2021 antisipasi potensi kerugian negara di bidang perikanan tangkap
Baca juga: FK2PT: Kebijakan kelautan perikanan jangan maju mundur
Baca juga: Menteri Trenggono jajaki potensi kapal listrik untuk perikanan tangkap

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021