Medan (ANTARA News) - Banjir yang terjadi di Lingkungan IV Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, dari Jumat dinihari sekitar pukul 02.00 WIB hingga pagi tadi, genangannya masih setinggi lebih dua meter, ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.

Salah seorang warga Lingkungan IV Kelurahan Aur, Asrul (34), mengatakan, banjir tersebut terjadi akibat hujan lebat yang turun sejak Kamis (31/3) pukul 13.00 WIB hingga Jumat pagi pukul 04.00 WIB.

Akibat peristiwa banjir yang terjadi secara tiba-tiba itu, menurut dia, lebih kurang 400 warga Lingkungan IV Kelurahan Aur itu terpaksa menyelamatkan diri ke lokasi lebih tinggi yang tidak bisa digenangi air tersebut.

"Warga yang menyelamatkan diri itu, terdiri dari orang tua, remaja dan anak-anak, hanya mengenakan pakaian di badan," kata Asrul.

Sedangkan, harta benda milik warga berupa kursi, meja, lemari dan lainnya dan termasuk sepeda motor tidak bisa diangkut dan dibiarkan begitu saja terendam di dalam rumah.

"Bagaimana warga bisa menyelamatkan harta milik mereka itu, air dua meter tingginya menggenangi rumah penduduk tersebut," kata Asrul yang pakaiannya masih kelihatan basah kuyup.

Selanjutnya ia mengatakan, sebagian warga terpaksa harus begadang dan tidak tidur sejak pagi pukul 02.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, karena cemas terhadap banjir akibat meluapnya Sungai Deli yang berada di belakang rumah warga tersebut.

"Jadi jarak dari Sungai Deli ke rumah warga tersebut hanya lebih kurang 10 meter.Saat ini sungai yang membelah kota Medan itu, airnya masih deras dan cukup tinggi, belum kelihatan turun," katanya.

Langganan

Sementara itu, salah seorang warga Lingkungan IV Kelurahan Aur, Yuli (54) mengatakan, ratusan warga yang berdomisili di daerah itu, selama ini tetap menjadi langganan banjir.

Banjir yang terjadi ini, menurut dia, tidak asing lagi bagi warga di Lingkungan IV Kelurahan Aur.

"Pokoknya setiap turun hujan deras, air Sungai Deli meluap dan mengenangi ratusan rumah warga.Nasib malang seperti ini sudah berpuluh-puluh tahun lamanya kami alami.Ini sejak dari dulunya terjadi, karena kawasan tempat tinggal warga itu rendah," kata Yuli yang kelihatan menggigil karena terlalu lama berada air.

Selanjutnya, dia menjelaskan, peristiwa banjir yang terjadi pada awal bulan April 2011 ini, benar-benar membingungkan warga Medan.

Sebab, katanya, fenomena alam yang terjadi ini tidak diduga sama sekali dan terjadi secara tiba-tiba.

"Ini benar -benar sangat berbahaya, apalagi Sungai Deli yang sering meluap itu jaraknya sangat dekat dengan rumah penduduk.Bisa saja warga tersebut dihanyutkan Sungai Deli yang sering `mengamuk" dan meluap itu," ujarnya.

Banjir Januari

Sebelumnya, peristiwa banjir yang terjadi Kamis (6/1) sekitar pukul 04.00 WIB, menggenangi lebih kurang 700 rumah warga di Lingkungan III dan IV Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, tidak korban jiwa pada peristiwa tersebut.

Banjir yang melanda Kota Medan itu, akibat meluapnya Sunga Deli yang berada di belakang rumah warga, hanya berjarak lebih kurang 5 meter.

Sebelumnya, hujan turun sangat lebat pada Rabu (5/1) sekitar pukul 23.00 WIB hingga Kamis dinihari.

Bahkan, akibat banjir besar melanda sebagian besar wilayah Kota Medan itu, ribuan rumah terendam banjir dan beberapa di antaranya bahkan hanyut, sehingga warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.

Hujan menyebabkan Sungai Deli, Sungai Babura dan Sungai Belawan meluap dan merendam 66 titik kawasan di 16 kecamatan.

Dari 16 kecamatan itu, 13 kecamatan terparah dilanda banjir yakni Medan Tuntungan, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Sunggal, Medan Johor, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Martubung, Medan Deli dan Medan Belawan.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011