Saya memberikan apresiasi atas pemecahan rekor dunia tersebut.
Surabaya (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi pemecahan rekor dunia bermain angklung serentak dari 50 negara di lima benua sebagai bentuk penghargaan terhadap kebudayaan dan kesenian Indonesia dari masyarakat internasional.

"Saya memberikan apresiasi atas pemecahan rekor dunia tersebut. Tentu ini sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia," ujar La Nyalla di sela kunjungan kerja di Surabaya, Rabu.

Rekor yang tercatat atas nama Dharma Pertiwi itu dimainkan serempak secara daring dan luring oleh lebih dari 10.000 peserta yang tersebar di 50 negara.

Kegiatan bertajuk "Angklung Mendunia" dilakukan luring di Museum Satriamandala, Jakarta. Kemudian, secara daring disiarkan melalui tayangan langsung di kanal YouTube Dharma Pertiwi pada 8 November 2021.

Senator asal Jawa Timur itu menilai permainan angklung mencerminkan karakter khas masyarakat Indonesia yang mengedepankan kerja sama dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.

"Filosofi angklung dalam kehidupan manusia adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan yakni bermasyarakat, yang merupakan ciri khas masyarakat kita," ujar dia. Ini, kata La Nyalla, digambarkan dalam permainan angklung yang harus dimainkan secara berkelompok dengan berfokus kepada simbol panduan sang pemimpin.

Selain itu, para pemain angklung juga harus tahu irama lagu yang dimainkannya, agar bisa menyelaraskan dari pemain yang satu ke pemain lainnya.

"Ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki posisi dan tugas masing-masing yang harus dipatuhi. Jika tidak, maka akan mengganggu tatanan kehidupan atau harmonisasi," kata dia.

Dalam permainan angklung, ujar dia pula, pemain ada yang mendapatkan bagian banyak untuk memainkannya dan sebagian lagi sedikit untuk memainkannya.

"Sama halnya kehidupan di dalam masyarakat, ada orang yang berperan dan bertugas lebih banyak dan ada yang lebih sedikit," kata mantan Ketua Umum PSSI tersebut.
Baca juga: LaNyalla optimis objek wisata Saung Angklung Mang Udjo dapat bertahan

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021