Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, meminta para pengelola atau pengasuh madrasah maupun pondok pesantren untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme.

"Lampung diduga sasaran empuk para teroris dalam penyebaran pahamnya," kata dia, saat menerima audensi pengurus Perkumpulan Guru Nasional Indonesia (PGMNI) Lampung di Mahan Agung, Bandarlampung, Senin.

Baca juga: Polda Lampung ajak masyarakat menangkal bahaya radikalisme

Ia mengatakan, masyarakat dengan ketidakstabilan emosi kerap dimanfaatkan untuk dimasukkan ideologi radikalisme sehingga pemahaman sejak dini tentang bahaya radikalisme perlu ditanamkan.

Menurut dia, pemahaman itu pertama kali dari lingkungan keluarga dan kemudian lingkungan pendidikan yaitu sekolah, dan sosialisasi langsung di tengah masyarakat.

Baca juga: Akademisi: Perlu ada kaderisasi dai moderat

Pada sisi lain, lanjutnya, saat ini semakin banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya ke madrasah yang kurikulumnya lengkap, ada pendidikan umum dan agama, tahfidz Alquran, beasiswa ke luar negeri, dan lainnya.

Ia bilang, secara formal pengelolaam madrasah itu tanggung jawab Kementerian Agama sehingga pemerintah daerah dan gubernur tidak bisa ikut campur tangan dalam pengelolaan madrasah. 

Baca juga: Asops Satsiber TNI imbau masyarakat waspadai bentuk lain perang siber

Ketua Umum PGMNI Lampung, Nazein Rosyadi, menyampaikan, ada kendala dalam menyukseskan proses belajar-mengajar di madrasah, mulai dari fasilitas kelas, sarana prasarana, bahkan infrastruktur.

Mereka ingin Djunaidi ikut memperhatikan bahwa guru madrasah juga punya tugas mencerdaskan anak-anak di Lampung, pula dia merasa masih kurang perhatian dari pemerintah.

Baca juga: Pakar sebut kelompok radikal pengaruhi masyarakat lintas agama
 

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021