Jakarta (ANTARA) - Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan bahwa pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa terjadi pada Semester II 2022 jika momentum pemulihan ekonomi terus terjaga.

Supari dalam Dialog Produktif Jumat FMB9 secara virtual, Jumat mengatakan bahwa sebenarnya berdasarkan perhitungan BRI, pemulihan ekonomi khususnya terhadap pelaku UMKM baru terjadi pada triwulan 1 2023, namun karena momentum pemulihan ekonomi terakselerasi dengan baik dan masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan maka pemulihan UMKM bisa terjadi lebih cepat.

“Tinggal bagaimana memelihara momentum ini, kalau bisa dipertahankan maka recovery UMKM itu bisa dipercepat setidaknya di 2022 Semester II itu bisa mendekati omsetnya itu seperti pre-COVID-19,” kata Supari.

Baca juga: Kemenkop UKM dan Bukalapak buat program pemulihan ekonomi nasional

Supari berpendapat untuk mempertahankan keberlangsungan UMKM di tahun 2022, maka bantuan sosial reguler seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Sembako harus tetap dilanjutkan. Namun untuk Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) tidak perlu diberikan pada 2022 jika kondisi pandemi COVID-19 semakin kondusif.

“Kalau situasinya seperti ini mungkin alokasi APBN untuk BST bisa dialokasikan untuk yang lain. BPUM juga dalam kerangka pelaku UMKM tetap tangguh tidak perlu terlalu banyak dibantu dan harus diperkuat secara perlahan sehingga BPUM mungkin bisa dialokasikan ke yang lain,” ungkap Supari.

Menurutnya, koordinasi antar kementerian dan lembaga termasuk dengan perbankan sebagai ujung tombak penyaluran bantuan sosial sangat penting dipererat agar momentum pemulihan ekonomi terus terjaga. Selain itu, data juga menjadi faktor penting untuk memetakan situasi masyarakat dan menentukan model-model kebijakan yang akan diambil.

Baca juga: Wamenkeu: UMKM punya peranan luar biasa dalam pemulihan ekonomi RI

“Dengan pembelajaran kita satu setengah tahun rasanya jika saja nanti ada krisis lagi mudah-mudahan kita sudah semakin tangguh dan upaya pemulihan sudah terstruktur dan terencanakan dengan baik,” ujarnya.

Adapun hingga Oktober 2021, BRI telah menyalurkan BPUM kepada 10,2 juta penerima senilai Rp12,2 triliun atau sudah 100 persen dengan total pencairan mencapai 82 persen atau senilai Rp9,8 triliun. NRI juga telah memberikan tambahan subsidi bunga kepada 4,7 juta orang dengan nilai mencapai Rp1,1 triliun.

Kemudian untuk penyaluran bansos bidang perlindungan sosial, yakni Bansos Sembako telah tersalurkan sebanyak 93,6 persen dengan nilai Rp3,44 triliun kepada 5,78 juta penerima tahap 7 sampai 9. Sedangkan penyaluran dana PKH telah mencapai 99,1 persen kepada 3,82 juta penerima dengan nilai Rp7,97 triliun.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021