Ada warga yang hanya datang membawa jerigen dan botol mineral. Mereka membawa pulang air itu untuk dipakai obat kulit di rumah
Palu (ANTARA News) - Semburan gas disertai lumpur panas berbau blerang di Tolitoli, Sulawesi Tengah, saat ini sudah melemah dari kondisi sebelumnya saat pertama kali ditemukan warga di Desa Malala, Kecamatan Dondo.

"Sekarang semburannya sudah kecil, tinggal gelembung-gelumbung saja. Tetapi airnya masih panas seperti semula," kata Uyo, tokoh masyarakat Malala yang dihubungi dari Palu, Ahad.

Dia mengatakan, di lokasi semburan saat ini sudah dijadikan warga tempat untuk berekreasi. Bahkan, sebagian warga yang datang ke lokasi itu untuk mandi karena diyakini air panas dari perut bumi tersebut dapat menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal.

"Ada warga yang hanya datang membawa jerigen dan botol mineral. Mereka membawa pulang air itu untuk dipakai obat kulit di rumah," kata Uyo.

Dia mengatakan, masyarakat sudah memasang bilik terbuat dari atap rumbia untuk dijadikan tempat mandi. Bilik tersebut sengaja didirikan warga agar terlindung dari pandangan terbuka saat mandi.

Minggu akhir pekan ini kata Uyo, masyarakat memanfaatkan untuk bertamasya di lokasi semburan tersebut. Umumnya lokasi dipadati anak muda-mudi.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Tolitoli, Budhi Kathiandago yang dihubungi pada Minggu sore mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari Kementerian ESDM terhadap semburan lumpur yang sempat menjadi tontonan menarik bagi warga sekitarnya.

"Kami masih menunggu hasilnya dari laboratorium sucofindo," kata Budhi.

Dinas Perindustrian dan ESDM Tolitoli telah mengirim sampel material lumpur tersebut ke Kementerian ESDM pada akhir Maret lalu.

Lokasi semburan gas disertai lumpur berbau tersebut terjadi di tiga tempat, diantaranya terletak di kebun masyarakat dan pada pinggiran sungai Betengon Desa. Tiga titik lokasi semburan tersebut terletak pada koordinat 120?31?28.2? bujur timur dan 0?45?30 lintang utara, 120?31?28.3? bujur timur dan 0?45?29.2? lintang utara, 120?31?28.1? bujur timur dan 0?45?26.4? lintang utara.

Budhi mengatakan untuk bisa mencapai titik semburan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan jarak 90 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam perjalanan.
(A055/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011