Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut dalam beberapa dekade terakhir ini mobilitas kaum santri berjalan cepat dan positif di Indonesia.
 
Menurut Mahfud, posisi yang sampai tahun 1970-an sulit diduduki dan tidak terbayangkan bisa diduduki oleh lulusan pesantren, ternyata sekarang ini sudah banyak yang bisa diduduki oleh kaum santri.

"Lihatlah sekarang ini, orang yang lulusan pesantren seperti Prof. Mohammad Nasih bisa jadi Rektor Unair. Lihat juga para wakil rektor dan guru besar yang ada di sini, banyak yang berlatar belakang santri," ujar Mahfud pada acara "Silaturrahim Menko Polhukam dengan Rektor, Guru Besar, Senat Akademik, dan Dekan" di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Sabtu.

Baca juga: Mahfud tegaskan pinjaman online ilegal tak penuhi syarat perdata
 
Menurutnya, kata santri tidak hanya dikaitkan dengan orang yang hanya lulus pondok pesantren, tetapi dinisbahkan kepada orang-orang Islam yang rajin melaksanakan ajaran agamanya, maka mobilitas vertikal itu menjadi tampak lebih besar.
 
"Di kabinet sekarang saja, misalnya, banyak menteri dan pejabat setingkat menteri yang taat beribadah tanpa ragu atau malu untuk melaksanakannya," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini dalam siaran persnya.
 
Yang tak terbayangkan pada awal tahun 1970-an itu, kata dia, ternyata santri-santri sekarang sudah merangsek ke berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Mahfud MD: Lulusan kampus jadi koruptor tak sampai 1 persen
 
"Sekarang banyak yang menjadi profesor, perwira tinggi TNI-Polri, dokter, insinyur, ahli hukum, politisi, birokrat, dan sebagainya," tuturnya.
 
Dalam merefleksikan Hari Santri Nasional yang bertema "Peran Perguruan Tinggi dalam Internalisasi Ideologi Pancasila" ini, Mahfud meminta kaum santri harus terus berprestasi membangun bangsa dengan penuh persaudaraan dan toleransi sesuai dengan ideologi Pancasila.

Baca juga: Mahfud minta korban pinjol ilegal tak usah membayar utang
 
Dalam Silaturrahim dengan Dewan Guru Besar Unair itu, lulusan Ponpes Almardhiyyah di Pamekasan, Madura ini berpesan agar kaum santri tetap merawat NKRI dengan moderasi beragama atau Wasathiyyah Islam.
 
Acara silaturrahim itu dipimpin langsung oleh Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih dengan virtual hybrid yang dikunjungi secara luas oleh masyarakat melalui akses kanal Youtube, Instagram live, dan Twitter space.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021