Palu (ANTARA News) - Lubang semburan lumpur panas di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, saat ini tertutup banjir setelah hujan deras mengguyur daerah itu sejak Kamis siang hingga sore.

"Kami tidak bisa melihat lagi pusat semburan karena tertutup banjir. Kami hanya bisa melihat gelembung-gelumbung air di pusat semburan itu," kata Uyo, tokoh masyarakat di Desa Malala, Kecamatan Dondo, yang dihubungi dari Palu, Kamis petang.

Wilayah Tolitoli dan sekitarnya diguyur hujan lebat sejak Kamis siang hingga sore. Hujan tersebut mengakibatkan sungai Betengon di Dusun IV Betengon, Desa Malala, Kecamatan Dondo, banjir hingga ketinggian sekitar 1,5 meter. Uyo mengatakan banjir di desa itu tidak merendam sawah maupun perkebunan rakyat.

Menurut Uyo, pengalaman selama ini setiap hujan lebat di daerah itu sungai sekitarnya pasti banjir. Sementara titik semburan hanya berjarak sekitar 10 meter dari sungai. Akibat banjir tersebut warga tidak bisa menyaksikan semburan lumpur itu dari dekat.

Menurut Uyo, dua hal yang dikhawatirkan petani yang lahannya berada di sekitar titik semburan lumpur yakni kekhawatiran akan meluasnya lubang semburan sehingga merusak lahan perkebunan sekitarnya dan ancaman bahan beracun yang keluar bersama lumpur tersebut.

"Kalau soal panik tidak, masyarakat pemilik lahan hanya khawatir saja, apalagi dengan adanya peristiwa lumpur Lampido," jelas Uyo.

Hingga kini belum diperoleh keterangan resmi dari pemerintah setempat terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Tolitoli.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertambangan dan ESDM Tolitoli, Budi Katiandago menduga semburan lumpur panas tersebut hanya gejala alam biasa.

"Pengamatan awal kami, ini gejala alamiah. Kami menduga secara geologis ada rangkaiannya dengan beberapa titik air panas di daerah ini," kata Budi Katiandago.
(T.A055/B009)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011