Bogor (ANTARA) - Masyarakat dunia memperingati "Global Handwashing Day" (GHD) atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia pada Jumat dengan melakukan cuci tangan massal menggunakan sabun di air mengalir.

Peringatan HCTPS diperingati setiap 15 Oktober sejak tahun 2008, termasuk di kawasan aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir, saat ini sudah sangat populer di tengah masyarakat Indonesia, karena menjadi salah satu bagian dari tiga atau lima aturan protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah
penularan virus corona (COVID-19).

Tiga aturan protokol kesehatan yang selalu diingatkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, termasuk pemerintah wilayah aglomerasi Jabodetabek, adalah mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir, memakai masker dan menjaga jarak.

Kemudian, dalam perkembangannya banyak pihak yang menambahkan dua aturan lagi dari tiga aturan protokol kesehatan, yakni menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

Untuk aturan poin kelima ini, pemerintah pusat sampai saat ini masih memberlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca juga: Cuci tangan pakai sabun tak hanya berlaku saat pandemi
Sejumlah pedagang dan pengunjung mencuci tangan di wastafel di Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.)

Pada wilayah aglomerasi Jabodetabek, saat ini masih berada pada PPKM Level 3. Untuk turun menjadi PPKM Level 2, maka seluruh wilayah dalam aglomerasi tersebut, realisasi vaksinasi COVID-19 dosis pertama, harus sudah melampaui 50 persen.

Meskipun DKI Jakarta sudah hampir 100 persen dan Kota Bogor sudah sekitar 85 persen, tapi masih ada wilayah yang realisasi vaksinasinya di bawah 50 persen.

Sebagian besar masyarakat dalam wilayah aglomerasi Jabodetabek, sudah menjadi terbiasa mencuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir, sejak adanya pandemi COVID-19, mulai Maret 2020.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga terus menyerukan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Meskipun realisasi vaksinasi massal COVID-19 untuk membentuk imunitas komunal sudah mayoritas, misalnya, di Kota Bogor sudah mencapai 85 persen, tapi protokol kesehatan harus tetap dijalankan.

Bukan hanya disosialisasikan dan diingatkan, tapi semua tempat yang dikunjungi masyarakat, baik rumah sakit, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, restoran, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya, wajib menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir.

Masyarakat yang berkunjung ke tempat-tempat umum tersebut, wajib mencuci tangannya pakai sabun menggunakan air mengalir, sebelum memasuki ruangan.

Bahkan, kalau tidak ada tempat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, masyarakat juga diwajibkan membersihkan tangan memakai pencuci tangan (hand sanitizer) agar tangan menjadi higienis yakni untuk mengurangi patogen, seperti bakteri, virus dan mikroorganisma lainnya yang berbahaya.

Baca juga: Masyarakat ditantang buat video singkat cara cuci tangan

Hari Cuci Tangan
Cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir ini sudah disosialisasikan dan dilaksanakan jauh sebelum munculnya pandemi COVID-19, pada Maret 2020.

Kalau menengok kilas balik ditetapkannya, HCTPS Sedunia, pada 15 Oktober 2008, bermula dari adanya wabah penyakit infeksi saluran pernafasan dan diare.

Gerakan massal yang sederhana pada saat ini, yakni cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir, ternyata dapat menurunkan tingkat kematian akibat penyakit infeksi saluran pernafasan sampai 25 persen serta menurunkan kematian akibat penyakit diare sampai 50 persen.

Kemudian, Kemitraan Cuci Tangan Global atau "Global Handwashing Partnership" (GHP) pada Pekan Air Dunia (Annual World Water Week) tahunan di Stockholm, Swedia, Agustus 2008, memprakarsai pencanangan "Hari Cuci Tangan Pakai Sabun" (HCTPS) Sedunia.

Kampanye global Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) itu didedikasikan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dunia, mencuci tangan pakai sabun sebagai faktor kunci dalam pencegahan penyakit. Kampanye tersebut terus bergulir ke banyak negara di dunia.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian menetapkan "Hari Cuci Tangan Pakai Sabun" pada 15 Oktober 2008, yang juga diperingati sebagai "Tahun Sanitasi Internasional". Sejak saat itu, setiap tanggal 15 Oktober, diperingati sebagai HCTPS

CTPS dengan mencuci seluruh bagian permukaan telapak tangan dan punggung tangan sampai pada sela-sela semua jari-jari, dapat menyingkirkan patogen, yakni bakteri, virus dan mikroorganisma lainnya.
Poster sosialisasi enam langkah cuci tangan pakai sabun. (ANTARA/HO/Kemenkes)

Enam langkah CTPS yang direkomendasikan oleh WHO  yakni:

1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air bersih dan keringkan.


Program Officer Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr Ir Chandra Rudiyanto, MPH mengatakan, CTPS merupakan perilaku sederhana, tapi memiliki dampak luar biasa dalam pencegahan penyakit menular.

Dampak positif ini perlu terus dikampanyekan kepada seluruh lapisan masyarakat agar semua tahu manfaat nyata CTPS secara rutin. Apalagi, pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini.

Menurut Chandra Rudiyanto, pada peringatan HCTPS tahun 2021, Kementerian Kesehatan, menampilkan tema, "Masa Depan Kita di Tangan Kita-Mari Beraksi Bersama untuk Membuat CTPS Nyata bagi Semua”, dengan tagline "Cuci Tangan Pakai Sabun Budaya Kita".

Untuk menyemarakkan peringatan HCTPS tahun 2021, Kementerian Kesehatan RI melalui Kelompok Kerja Cuci Tangan Pakai Sabun, mengadakan sejumlah agenda kegiatan, di antaranya lomba foto dan video CTPS.

Kementerian Kesehatan bersama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) juga membuat agenda kegiatan pemecahan rekor MURI Gerakan Disiplin Protokol Kesehatan di Lokasi Terbanyak.

Kegiatan tersebut diawali dengan edukasi cuci tangan pakai sabun dan pemakaian masker melalui pembuatan video yang dilakukan oleh masyarakat umum.

Baca juga: PMI Kota Sukabumi kampanyekan pentingnya mencuci tangan

Kegiatan CTPS
Bagaimana dengan kegiatan CTPS dan pelaksanaan peringatan HCTPS di Kota Bogor tahun 2021?

Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan mengikuti agenda kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yakni membuat foto dan video kegiatan CTPS massal yang dilakukan oleh Puskesmas di Kota Bogor.

"Foto-foto dan video sudah kami unggah di Instagram panitia HCTPS Kementerian Kesehatan," kata Kepala Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bogor Bai Kusnadi, SKM, MPH, kepada Antara, Jumat (15/10).

Dinas Kesehatan Kota Bogor juga melakukan kampanye kegiatan CTPS secara masif kepada seluruh masyarakat, melalui spanduk dan poster yang dipasang di rumah sakit, Puskesmas dan klinik di Kota Bogor.

Kegiatan CTPS itu terus disosialisasikan kepada masyarakat, terutama pada pandemi COVID-19 sejak tahun lalu.

Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor memang terus menggencarkan sosialisasi protokol kesehatan. Salah satunya adalah CTPS menggunakan air mengalir, terutama sebelum dilaksanakan program vaksinasi massal COVID-19, mulai Januari 2021.
Wali Kota Bogor Bima Arya dan Ketua TP PKK Kota Bogor Yane Ardia pada peringatan HCTPS di Kota Bogor, Kamis, 15 Oktober 2020. (ANTARA/HO/Pemkot Bogor)

Wali Kota Bogor Bima Arya bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor melalukan sosialisasi protokol kesehatan ke seluruh wilayah Kota Bogor untuk mengajak masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pada HCTPS tahun 2020, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan juga menyelenggarakan peringatan HCTPS yang dilaksanakan secara serentak di seluruh kantor kecamatan dan kelurahan di Kota Bogor, yakni enam kecamatan dan 68 kelurahan pada Kamis (14/10).

Pada peringatan HCTPS tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hadir pada kegiatan di Taman Ekspresi, Sempur Kota Bogor, yang tersambung secara virtual ke seluruh wilayah.

Pada saat itu juga dilakukan dialog langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dengan camat, lurah dan warga yang mengikuti peringatan HCTPS secara virtual.

Bima Arya mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh sebuah perguruan tinggi di Singapura, masih banyak warga Kota Bogor yang belum membiasakan diri mencuci tangan dengan baik dan benar. Yakni mencuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir.

Padahal pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini, semua orang wajib melaksanakan protokol kesehatan 3M. Yakni, memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.

Dari hasil survei tersebut, sekitar 8,1 persen responden warga Kota Bogor menyatakan jarang atau kadang-kadang mencuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir, 59 persen sering cuci tangan serta 30 persen selalu cuci tangan dengan baik dan benar.

Karena itu, Bima Arya bersama Forkopimda dan menggandeng berbagai pihak terus menggencarkan sosialisasi protokol kesehatan 3M terutama mencuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir.

Harapannya warga yang selalu cuci tangan ini bisa terus meningkat, paling tidak sampai 80 persen. Jadi PR-nya adalah menjadikan cuci tangan ini kebiasaan.

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021