Selain Cekungan Bintuni-Salawati, kami juga sedang melakukan survei FTG terbesar di Indonesia di cekungan frontier lain di Papua dengan panjang lebih dari 31.000 kilometer dan mencakup area seluas 60.000 kilometer yang progresnya sudah mencapai lebih
Jakarta (ANTARA) - SKK Migas bersama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang akan melaksanakan survei geofisika untuk mencari minyak dan gas bumi menggunakan teknologi enhanced Full Tensor Gradiometry (eFTG) di Cekungan Bintuni dan Salawati, Papua Barat.

Ketua Tim Teknis Pelaksana Teknis Survei Geofisika dan selaku Vice President New Venture Subholding Upstrem Pertamina Agung Prasetyo mengatakan survei sepanjang 23.000 kilometer dan mencakup area seluas 45.000 kilometer persegi itu dijadwalkan akan dimulai pada 12 Oktober 2021.

“Selain Cekungan Bintuni-Salawati, kami juga sedang melakukan survei FTG terbesar di Indonesia di cekungan frontier lain di Papua dengan panjang lebih dari 31.000 kilometer dan mencakup area seluas 60.000 kilometer yang progresnya sudah mencapai lebih dari 50 persen bekerja sama dengan Rubotori Indonesia dan Bell Geospace," kata Agung dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: SKK Migas-Pertamina lakukan survei seismik terpanjang di Jawa

Dalam melakukan survei tersebut, KKKS PHE Jambi Merang bekerja sama dengan PT Mahakarya Geo Survey yang berkolaborasi dengan AustinBridgeporth akan menggunakan pesawat survei DC3 Turbo Prop yang dimodifikasi dan dimodernisasi dilengkapi dengan serangkaian teknologi termasuk eFTG dengan gravimeter scalar terintegrasi, magnometer, dan sistem LiDAR VUX1-LR.

Data LiDAR yang mempunyai sudut sapuan 180 derajat ini akan menyediakan data yang sangat akurat untuk keperluan koreksi medan data gravitasi, pemetaan fitur geologi permukaan, dan menyediakan tambahan informasi untuk merencanakan kegiatan eksplorasi.

Pertamina berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi, baik di area eksisting maupun area frontier atau new venture dalam rangka mencari potensi cadangan hidrokarbon baru.

CEO Austinbridgeporth Mark Davies mengatakan survei eFTG ini adalah yang pertama dilakukan di Indonesia, bahkan Asia.

“Survei eFTG adalah generasi terbaru dari gradiometer gravity yang dapat memberikan beragam peningkatan pada sensitivitas dan resolusi yang melebihi teknologi generasi FTG sebelumnya,” ujar Mark.

Baca juga: SKK Migas-Medco E&P berupaya pertahankan produksi migas Blok Lematang

Sementara itu Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Rinto Pudyantoro menyampaikan survei ini menjadi rangkaian dari kegiatan-kegiatan eksplorasi yang secara masif dilakukan hulu migas dalam kurun dua tahun terakhir.

“Komitmen kegiatan eksplorasi dengan sungguh-sungguh dilaksanakan oleh SKK Migas bersama KKKS, hal ini merupakan bentuk realisasi dari salah long term plan kami untuk mendukung visi produksi nasional pada 2030, yakni memaksimalkan kegiatan eksplorasi,” terang Rinto.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini ada beberapa kegiatan lain dari KKP yang sedang berjalan, yaitu survei vibroseismik 2D di Pulau Jawa, survei seismik di area Laut Indonesia bagian tengah dan timur serta Natuna, dan FTG Iwur–Akimeugah.

“Ada juga program yang sudah selesai yakni Survei Seismik 2D sepanjang 31.908 kilometer persegi yang telah dilaksanakan tahun 2019. Saat ini sedang dikaji datanya sebelum diserahkan kepada pemerintah,” pungkas Rinto.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021