Denpasar (ANTARA) - Belum lama ini, tiga astronot pesawat luar angkasa Shenzhou-12 Tiongkok telah berhasil menyelesaikan misinya selama tiga bulan di luar angkasa dan kembali ke bumi dengan selamat. Misi ini meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan dan pengoperasian stasiun luar angkasa "Tiangong", yang dikembang sendiri oleh Tiongkok dan merupakan tonggak bersejarah dalam pengembangan industri luar angkasa Tiongkok.

Pada masa awal Republik Rakyat Tiongkok, korek api, dan paku besi pun harus diimpor. Sekarang pesawat ruang angkasa berawak "Shenzhou" dan laboratorium ruang angkasa "Tiangong" telah diluncurkan ke orbit Bumi. Robot penjelajah "Zhurong" juga berhasil mendarat di Planet Mars untuk melaksanakan eksplorasi ilmiah.

Semua ini menunjukkan Tiongkok telah secara signifikan meningkatkan kemampuan dan kemandirian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yang merupakan hasil nyata dari 72 tahun pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial Tiongkok.

Tiongkok telah mengalami perubahan dahsyat dalam waktu 72 tahun. Di bawah kepemimpinan kuat Partai Komunis Tiongkok, dengan jerih payah Rakyat Tiongkok telah berhasil membangun Tiongkok dari negara yang miskin terbelakang menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua, negara industri terbesar, negara dagang terbesar serta negara dengan kelompok masyarakat berpenghasilan menengah terbesar di dunia.

Pada upacara peringatan seratus tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok yang diadakan pada tanggal 1 Juli 2021, Presiden Xi Jinping menyatakan, Tiongkok secara historis telah berhasil membangun masyarakat yang cukup makmur secara menyeluruh, menghapuskan kemiskinan absolut. Ini memberi kontribusi besar dalam penurunan angka kemiskinan global.

Pandemi Covid-19 telah melanda dunia sejak awal 2020, dan berpengaruh besar bagi kesehatan manusia dan perekonomian dunia. Dalam menghadapi pandemi, rakyat Tiongkok terus menunjukkan semangat persatuan dan gotong-royong, berjuang tanpa henti untuk membangun garis pertahanan yang kokoh terhadap pandemi sehingga berhasil mengendalikan penyebaran virus dan memulihkan perekonomian dalam waktu singkat.

Tiongkok menjadi satu-satunya kekuatan ekonomi utama yang mencapai pertumbuhan positif pada tahun 2020. Pada 2021, pemulihan ekonomi Tiongkok terus berjalan stabil. Pada paruh pertama tahun ini, PDB Tiongkok mencapai 53,2 triliun yuan, tumbuh 12,7 persen tahun ke tahun. Total ekspor impor meningkat 27,1 persen tahun-ke-tahun. Ini tentu saja memberi keyakinan dan harapan besar bagi pemulihan ekonomi global.

Pada masa pandemi, kerjasama Tiongkok dan Indonesia di bidang perdagangan dan investasi juga terus ditingkatkan. Pada paruh pertama 2021, nilai perdagangan kedua pihak mencapai 53,57 miliar dolar AS dengan pertumbuhan lebih dari 50 persen, investasi langsung Tiongkok di Indonesia mencapai 1,11 miliar dolar AS dengan pertumbuhan hampir 20 persen.

Proyek-proyek kerja sama Belt and Road berjalan baik, salah satunya dengan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang telah memasuki tahap pembangunan yang strategis.

Pada saat yang sama, Tiongkok menjunjung tinggi konsep komunitas kesehatan bersama bagi umat manusia, secara aktif berkerja sama dengan komunitas internasional untuk memerangi pandemi. Hingga Juni 2021, Tiongkok telah memberikan bantuan senilai 2 miliar dolar AS kepada negara-negara berkembang dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi dan sosial, memberikan bantuan medis kepada lebih dari 150 negara dan 13 organisasi internasional, dan kepada seluruh dunia telah memberikan lebih dari 290 miliar lembar pasokan masker, lebih dari 3,5 miliar pakaian APD, lebih dari 4,6 miliar alat test.

Selain itu, lebih dari 520 juta dosis vaksin telah diberikan ke lebih dari 100 negara dan organisasi internasional. Sebanyak 33 tim ahli medis telah dikirim ke 31 negara untuk membantu memerangi pandemi. Ini adalah bantuan kemanusiaan darurat paling intensif dan berskala terbesar yang diberikan Tiongkok sejak berdirinya pada tahun 1949. Upaya Tiongkok dalam melawan pandemi ini telah sepenuhnya menunjukkan semangat dan kapasitas serta tanggung jawab Tiongkok, yang telah mendapatkan pujian oleh komunitas internasional.

Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa umat manusia adalah komunitas senasib sepenanggungan. Hanya dengan bekerja sama, negara-negara dapat secara efektif mengurangi berbagai risiko dan tantangan global.

Sejumlah negara tak henti mempolitisasi dan menstigmatisasi isu pandemi dan persoalan pelacakan asal-usul virus corona. Ini hanya memberi halangan untuk kerjasama internasional untuk melawan pandemi dan membahayakan nyawa masyarakat dunia. Untuk bersatu-padu memerangi pandemi, dunia perlu menjunjung tinggi konsep komunitas senasib sepenanggungan umat manusia, menganut multilateralisme, dan membangun solidaritas dan kerjasama.

Menghadapi pandemi Covid-19, Tiongkok dan Indonesia telah memberi contoh yang baik bagi dunia. Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang memberikan bantuan penganganan pandemi kepada Tiongkok, begitu juga sebaliknya.

Saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19, Tiongkok juga segera memberikan bantuan peralatan medis, berbagi pengalaman dalam diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian, serta juga menjalin kerjasama dalam penelitian dan pengembangan serta produksi vaksin. Vaksin dikirim dari Tiongkok ikut membantu Indonesia untuk mengendalikan pandemi.

Konsulat Jenderal RRT di Denpasar juga selalu memperhatikan situasi pandemi di Indonesia, khususnya di Bali, NTB dan NTT dan telah menyumbangkan beberapa gelombang pasokan peralatan medis dan sembako kepada instansi pemerintah, media, universitas, organisasi keagamaan, dan masyarakat setempat di tiga provinsi.

Menghadapi pandemi Covid-19, Tiongkok dan Indonesia bahu-membahu saling membantu, kerjasama dan persahabatan antara kedua negara terus meningkat selama masa pandemi. Tiongkok akan memperdalam kerjasama penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi dengan Indonesia di masa pasca-pandemi, demi membangun komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia yang lebih akrab.

Tahun 2021 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Lima Tahun ke-14 dan Tujuan Jangka Panjang 2035 Tiongkok. Tiongkok akan memulai perjalanan baru untuk membangun negara sosialis modern secara menyeluruh.

Berada di titik awal sejarah baru, Tiongkok akan terus memperluas pembukaan tingkat tinggi terhadap dunia, mempercepat penerapan pola pembangunan baru sirkulasi ganda, dimana sirkulasi domestik dan internasional dapat saling menguatkan, dengan sirkulasi domestik sebagai andalan.

Tiongkok akan terus berbagi peluang bersama dengan negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tiongkok akan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, kontributor perkembangan global, dan pembela tatanan internasional untuk mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia dan mencapai dunia yang lebih baik.

*) Penulis adalah Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar.
 

Copyright © ANTARA 2021