pada usia remaja mulai mendapatkan tekanan, maka tak heran remaja kerap terlibat dalam berbagai kegiatan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan, seperti merokok, mengebut, narkoba hingga seks bebas.
Jakarta (ANTARA) - Pakar ilmu kejiwaan yang juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas YARSI Jakarta, Octaviani Ranakusuma menyebutkan usia remaja rentan mengalami masalah mental atau kejiwaan.

“Berdasarkan Riskesdas 2018 disebutkan masalah mental atau kejiwaan seperti stress, cemas, dan depresi meningkat pada usia remaja. Karena pada usia remaja mulai banyak tekanan dan memicu masalah-masalah lain,” ujar Octaviani dalam webinar “Curhat Yuk Masa Remaja vs Galau” yang dipantau di Jakarta, Sabtu.

Dia menambahkan karena pada usia remaja mulai mendapatkan tekanan, maka tak heran remaja kerap terlibat dalam berbagai kegiatan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan, seperti merokok, mengebut, narkoba hingga seks bebas.

“Sebanyak dua dari 100 anak di Indonesia itu merokok,” kata dia.

Selain itu, juga kerap terjadi kehamilan di luar nikah, pernikahan dini dan juga putus sekolah. Apalagi pada masa pandemi COVID-19, angka perkawinan anak meningkat.

Octaviani menambahkan pada usia remaja, emosi cenderung meledak-ledak dan kemampuan berpikir lebih lambat. Selain itu juga terdapat peningkatan produksi hormon yakni estrogen dan testoteron yang mempengaruhi proses belajar.

Perubahan pada dalam diri tersebut, membuat remaja tidak nyaman dengan tubuhnya yang dapat menyebabkan gangguan makan. Selain itu juga remaja juga rentan mengalami stress dan menyebabkan gangguan kecemasan.

Dia menambahkan kondisi itu dapat diatasi dengan cara mengenali kondisi emosi, mencari bantuan dan melakukan konseling jika diperlukan. Para remaja dapat mengakses layanan kesehatan baik secara daring dan luring.

Universitas YARSI mengembangkan layanan GALAW V.2 dan Ruang Sandar berbasis Android, yang dapat menjadi alternatif bagi remaja dalam membantu mengatasi persoalan psikolgis.
Baca juga: Psikolog: Tiap orang perlu tanamkan pikiran positif saat situasi COVID
Baca juga: Dokter: Curhat adalah langkah awal pencegahan depresi di masa pandemi
Baca juga: Jabar luncurkan "KJOL" untuk antisipasi masalah kejiwaan saat pandemi


Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021