Ramallah (ANTARA) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Jumat menuduh Israel "menghancurkan prospek penyelesaian politik berdasarkan solusi dua negara" melalui permukiman di Tepi Barat yang direbutnya dalam perang Timur Tengah 1967.

Berbicara di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada Jumat (24/9) lewat video dari Tepi Barat, Abbas mendesak dunia internasional untuk bertindak menyelamatkan solusi dua negara yang selama beberapa dekade menjadi landasan diplomasi untuk konflik Israel-Palestina.

Sebagian besar negara memandang permukiman di Tepi Barat itu ilegal.

Presiden Abbas mengancam akan mencabut pengakuan Palestina atas Israel jika tidak menarik diri dari Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur dalam waktu satu tahun.

Baca juga: Israel sebut misi Palestina AS di Yerusalem "ide buruk"

"Jika ini tidak tercapai, mengapa (kami) tetap mengakui Israel berdasarkan perbatasan 1967? Mengapa (kami) mempertahankan pengakuan ini?" tanya Abbas.

Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Gilad Erdan mengecam pernyataan Abbas.

Dia menuduh Palestina menolak perdamaian dengan Israel.

"Pidato Abu Mazen (Abbas) penuh dengan kebohongan," kata Erdan.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett akan berpidato di SMU PBB pada Senin (27/9).

Baca juga: Palestina: Pemerintah Israel "belum matang" untuk proses damai

Dia menentang kenegaraan Palestina tetapi pemerintahnya telah berjanji untuk menghindari keputusan sensitif terhadap Palestina dan sebaliknya fokus pada masalah ekonomi.

Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali dukungannya untuk solusi dua negara.

Pernyataan tersebut diungkapkan Joe Biden saat berbicara di SMU PBB pada Selasa (21/9).

Biden akan memastikan "masa depan Israel sebagai negara demokratis yang hidup dalam damai bersama dengan negara Palestina yang demokratis dan berlangsung selamanya."

Sumber: Reuters

Baca juga: PM Israel berupaya sepelekan pembicaraan dengan Palestina
Baca juga: Presiden Palestina Abbas bertemu Menhan Israel Gantz

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021