Washington (ANTARA) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (21/9/2021) mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan seputar China Evergrande Group, tetapi yakin Beijing memiliki alat untuk mencegah situasi berubah menjadi krisis sistemik.

Kepala ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan kepada Reuters bahwa sektor real estat adalah bagian besar dari ekonomi China, dan potensi gagal bayar (default) China Evergrande dapat berimplikasi pada aktivitas ekonomi dan stabilitas keuangan China.

"Kami mengikuti perkembangan di China dengan sangat cermat," kata Gopinath, menggarisbawahi perlunya reformasi peraturan untuk mengatasi sektor properti yang sangat berpengaruh.

"Kami masih percaya bahwa China memiliki alat dan ruang kebijakan untuk mencegah ini berubah menjadi krisis sistemik."

Evergrande berutang uang ke lebih dari 128 bank dan sekitar 121 lembaga non-bank, menurut isi surat yang bocor, yang ditulis oleh Evergrande kepada pemerintah akhir tahun lalu. Puncaknya pada pekan lalu, investor ritel yang tidak puas berkumpul di markas Evergrande di Shenzhen menuntut uang mereka, setelah perusahaan hanya menawarkan pembayaran bertahap.
 

Baca juga: Emas melonjak lagi 14,4 dolar karena kekhawatiran Evergrande berlanjut
Baca juga: Dolar melemah dari tertinggi satu bulan, Fed dan Evergrande jadi fokus
Baca juga: Gubernur BI: Krisis Evergrande tak pengaruhi pasar SBN RI dan rupiah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021