Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PKNU, Drs H Choirul Anam (Cak Anam), dan putri Almarhum KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang juga Sekjen DPP PKB pro-Gus Dur, Zannubah Arifah Chofsoh (Yenny Wahid), meragukan pembelotan puluhan kiai di Jatim ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Saya sudah lama mendengar itu, bahkan sejak Maret 2010. Saya sendiri pernah ditawari sponsor. Saya dikabari oleh orang PPP sendiri," kata Cak Anam di sela-sela pembukaan Muktamar III PKB di Surabaya, Minggu.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi informasi adanya 31 kiai yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Pengasuh Pondok Pesantren se-Jawa Timur, mengikrarkan diri mendukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) guna persiapan pemilihan Presiden 2014.

"Dukungan ini bukan karena apa, namun karena kebenaran yang sudah diyakini oleh para ulama, sebab PPP bukanlah tempat orang lain, tapi tempat kita yang dulu," kata pengasuh Pesantren Ploso, Kediri, KH Zainuddin Djazuli, dalam silaturahmi di Pesantren Lirboyo, Kediri (25/12).

Cak Anam menyatakan informasi pembelotan itu tidak ada masalah, karena hanya berita di media massa, tapi secara administrasi tidak benar.

"Nggak ada itu, kalau kiai-kiai dikatakan membelot, karena para kiai itu pendiri. Kalau pendiri PKNU mereka otomatis PKNU. Itu guyonan saja," katanya.

Yenny Wahid mengaku tidak percaya adanya pembelotan para kiai PKB ke PPP.

"Apa iya, saya kok nggak percaya. Itu kelihatannya nggak ada. Saya sudah tanya ke beliau-beliau, nggak ada itu. Justru, para kiai ingin kembali ke rumah politik Gus Dur. Mereka ingin PKB kembali tegak," katanya.

Haul Gus Dur dan pembukaan Muktamar III PKB tampak dihadiri sejumlah kiai dan tokoh politik, bahkan istri Gus Dur, Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan putri-putri Gus Dur juga hadir.

Tokoh politik yang hadir antara lain Cak Anam, Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron (mantan Ketua Dewan syuro DPW PKB Jatim), dan Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indarparawansa.

Acara diawali dengan shalawat badar yang sering dilantunkan Gus Dur semasa hidup, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa oleh 11 kiai untuk memperingati haul (setahun wafatnya seorang tokoh) Gus Dur.

Doa para kiai yang diawali KH Aziz Masyhuri (Denanyar, Jombang) itu dilanjutkan secara estafet oleh KH Mas Nawawi Abdul Jalil (Sidogiri), KH Muhammad Al Hammad (Gresik), KH Nuril Arifin (Jakarta), KH Ibnu Ubaidillah, dan KH Kafabih Mahrus (Sidogiri, Pasuruan).

Tampak pula, KH Hamdun Ahmad, KH Ahmad Syahid (Jawa Barat), Tuan Guru KH. Ahmad Turmudzi (Nusa Tenggara Barat), KH Akrom Malibari (Jakarta), KH Maftuh Said (Malang), KH Chotib Umar (Jember), dan Gus Yusuf Khudhori (Jateng).
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010