Gubernur pun diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan pimpinan daerah wilayah administratif di bawahnya, untuk memastikan kebutuhan dosis vaksin di daerahnya
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta seluruh gubernur untuk memastikan ketersediaan stok vaksin COVID-19 di daerahnya masing-masing, guna mengantisipasi ketimpangan distribusi vaksin secara nasional.

"Gubernur pun diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan pimpinan daerah wilayah administratif di bawahnya, untuk memastikan kebutuhan dosis vaksin di daerahnya," katanya dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Wiku menanggapi pertanyaan perihal distribusi vaksin yang belum merata di sejumlah daerah, utamanya jika dibandingkan dengan DKI Jakarta.

Bahkan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan tidak pernah ada laporan yang menyebutkan kekosongan vaksin COVID-19 di sentra vaksinasi di tingkat Kelurahan di Jakarta.

Menurut Wiku, saat ini pemerintah terus berupaya memperbanyak stok vaksin untuk memenuhi kebutuhan secara nasional dari berbagai skema.

Namun, kata dia, untuk melakukan percepatan vaksinasi perlu adanya upaya proaktif antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjamin keberadaan stok vaksin mencukupi, khususnya di tiap kabupaten dan kota.

Ia berharap para bupati dan wali kota aktif berkoordinasi dengan gubernur setempat yang menjadi penerima pertama setelah vaksin dikirimkan dari pusat.

"Hal ini juga akan menjadi input berarti bagi Kementerian Kesehatan termasuk perbaikan mekanisme distribusi dan logistik untuk segera ditindak lanjuti," kata dia.

Sebelumnya, hingga Rabu (8/9), Indonesia telah menerima dukungan vaksin AstraZeneca sebanyak 500 ribu dosis melalui mekanisme berbagi vaksin (dose-sharing) bilateral dari Pemerintah Australia dalam kedatangan vaksin tahap ke-51.

Dengan kedatangan vaksin ini, secara keseluruhan Indonesia telah menerima sebanyak 225,9 juta dosis vaksin dari berbagai merk, baik yang masih dalam bentuk curah (bulk) atau vaksin jadi.

Vaksin yang sudah diterima itu terdiri dari vaksin Sinovac dalam bentuk jadi sebanyak 33 juta dosis dan dalam bentuk bulk sebanyak 153,9 juta, AstraZeneca 20 juta dosis, Moderna 8 juta dosis, Pfizer 2,75 juta dosis, dan Sinopharm sebanyak 8,25 juta dosis.

Baca juga: Satgas: Vaksin di Indonesia telah melalui proses yang tidak sederhana

Baca juga: Satgas COVID-19: Virus varian Delta terbanyak ditemukan

Baca juga: Satgas: Praktik "mixing" vaksin sebagai booster tenaga kesehatan

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021