pelatihan dari Program Kartu Prakerja hadir sebagai pelengkap dari pembelajaran di sekolah kejuruan, perguruan tinggi
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University Hermanto Siregar mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja telah dirasakan nilai dan manfaatnya sehingga disayangkan bila terhenti serta tidak dilanjutkan.

"Dari testimoni alumni berbagai gelombang yang sudah dilaksanakan, Program Kartu Prakerja memberi nilai manfaat tinggi. Terutama karena pelatihan-pelatihan dari Program Kartu Prakerja hadir sebagai pelengkap dari pembelajaran di sekolah kejuruan, perguruan tinggi, maupun training-training yang selama ini dilaksanakan kementerian atau lembaga lain," kata Guru Besar IPB FEM Hermanto dalam keterangan resmi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja yang diterima di Jakarta pada Kamis.

Menurut Hermanto, meski awalnya lahir sebagai janji kampanye Presiden Joko Widodo program itu harus lepas dari kesan berjalan untuk kepentingan pemerintahan tertentu.

Baca juga: Kartu Prakerja diharapkan jadi warisan peningkatan kompetensi SDM

Dengan manfaat nyata yang dihasilkannya, kata dia, akan sangat disayangkan jika program peningkatan kompetensi angkatan kerja yang juga lazim dikembangkan di berbagai negara maju tiba-tiba terhenti dan tidak dilanjutkan di pemerintahan berikutnya.

Dia menjelaskan bahwa pandemi mengajarkan kepada banyak hal baru termasuk pola baru dalam kegiatan pembelajaran, yakni cara belajar dalam jaringan atau daring yang memiliki efektivitas tersendiri secara waktu dan biaya khususnya dalam konteks Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Karena itu, meski pada Semester I 2022 pelatihan di Kartu Prakerja direncanakan juga berlangsung secara luring atau offline, program ini harus tetap mempertahankan karakter khas dan pasar yang sudah terbentuk selama ini. Pelatihan secara daring jangan dihilangkan sama sekali," tegasnya dalam diskusi virtual FEM Station.

Baca juga: Pelaksana-Kadin-Apindo dorong implementasi Program Kartu Prakerja

Hermanto menekankan, jika dikelola baik dan terus melakukan berbagai perbaikan, bukan mustahil, dengan kapasitas teknologi digital di dalamnya, program Kartu Prakerja bisa jadi agen penyalur tenaga kerja yang efektif dan bisa diandalkan.

"Kartu Prakerja ini sudah punya segmen tersendiri. Tinggal kuatkan fungsi search and match-nya. Baik dengan dunia kerja maupun lembaga pembiayaan," jelas Hermanto, yang juga menjabat sebagai Rektor Perbanas Institute.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan dengan 1.500 jenis pelatihan yang disediakan sekitar 180 lembaga pelatihan, Kartu Prakerja berusaha memenuhi kebutuhan para pencari kerja maupun sisi perusahaan penyedia lapangan kerja.

Baca juga: YEC ambil bagian Program Kartu Prakerja dukung penyandang disabilitas

Denni menjelaskan bahwa para peserta bebas memilih sendiri pelatihan dengan kualitas dan harga pelatihan terjaga dengan baik karena setiap lembaga penyedia pelatihan bersaing dalam mekanisme pasar yang teregulasi oleh Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja.

Dia juga menegaskan bahwa meski beroperasi dari dana APBN, program tersebut tetap menjadi produk yang menerapkan prinsip layanan yang menitikberatkan pada kepuasan konsumen.

"Kami bertekad menjadi sebuah produk, dan, layaknya sebuah korporasi, kami berjuang agar produk ini jangan sampai jadi produk gagal. Bukan semata melakukan penyerapan APBN. Untuk itu, kami harus mendengarkan suara konsumen di era end to end digital ini," katanya.

Baca juga: Ipsos: Program Prakerja paling dirasa manfaatnya oleh masyarakat

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021