New York (ANTARA) - Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), terseret oleh kekhawatiran bahwa varian Delta virus corona dapat memperlemah pemulihan ekonomi dan ketidakpastian tentang kapan Federal Reserve dapat menarik kembali kebijakan akomodatifnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 68,93 poin atau 0,20 persen, menjadi menetap di 35.031,07 poin. Indeks S&P 500 berkurang 5,96 poin atau 0,13 persen, menjadi berakhir di 4.514,07 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 87,69 poin atau 0,57 persen, menjadi 15.286,64 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi merosot 1,3 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor utilitas terangkat 1,79 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.

Apple dan Facebook melemah sekitar 1,0 persen setelah membantu mendorong Nasdaq ke rekor tertinggi di sesi sebelumnya. Penurunan di dua raksasa Silicon Valley itu berkontribusi lebih besar dari perusahaan lain terhadap penurunan S&P 500 untuk sesi ini.

Lebih dari 40,3 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 651.800 kematian terkait pada Rabu sore (8/9/2021), menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Peningkatan harian rata-rata kasus di negara itu lebih dari 140.000 dalam periode tujuh hari yang berakhir Selasa (7/9/2021), statistik terbaru yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menunjukkan.

Investor menjadi lebih berhati-hati menyusul data penggajian Agustus yang lemah pada Jumat (3/9/2021), sementara tekanan dari kenaikan biaya-biaya, meskipun ekonomi melambat, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed dapat bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan untuk mengurangi langkah-langkah moneter besar-besaran yang diberlakukan tahun lalu guna melindungi ekonomi dari pandemi virus corona.

Ekonomi AS "sedikit turun" pada Agustus karena meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana lonjakan baru kasus virus corona akan memengaruhi pemulihan ekonomi, kata The Fed pada Rabu (8/9/2021) dalam ringkasan laporan Beige Book terbaru tentang ekonomi.

Indeks S&P 500 telah merosot kurang dari satu persen dari rekor penutupan tertinggi Kamis lalu (2/9/2021), dan masih melonjak 20 persen tahun ini, didukung oleh kebijakan moneter akomodatif Fed.

"Investor menarik kelopak bunga dari bunga aster, dengan mengatakan, 'Ekonomi akan tumbuh, ekonomi tidak akan tumbuh,'" kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA. "Mereka tidak dapat mengambil keputusan, jadi mereka tidak memiliki komitmen untuk posisi jangka panjang."

Presiden Federal Reserve Bank St. Louis, James Bullard mengatakan kepada Financial Times bahwa Fed harus bergerak maju dengan rencana untuk memangkas program stimulus pandemi meskipun terjadi perlambatan dalam pertumbuhan pekerjaan.

Perrigo Company Plc melonjak 9,0 persen setelah pembuat obat itu mengatakan berencana untuk membeli HRA Pharma dari perusahaan investasi Astorg dan Goldman Sachs Asset Management dalam kesepakatan senilai 1,8 miliar euro (2,13 miliar dolar AS).

Bursa mata uang kripto Coinbase Global Inc merosot 3,2 persen setelah regulator sekuritas AS mengancam akan menuntut perusahaan itu jika melanjutkan rencana untuk meluncurkan skema pinjaman kripto.

Raksasa pembayaran AS PayPal Holdings Inc jatuh 2,7 persen setelah mengatakan akan mengakuisisi perusahaan beli sekarang bayar kemudian Jepang, Paidy, dalam kesepakatan 2,7 miliar dolar AS yang sebagian besar tunai.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,5 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 9,1 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Saham Inggris turun hari kedua, indeks FTSE 100 berkurang 0,75 persen
Baca juga: Saham Jerman turun tajam dengan indeks DAX 30 anjlok 1,47 persen
Baca juga: Saham Prancis kembali jatuh, indeks CAC 40 terpangkas 0,85 persen


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021